Kliping Email Group

Yang Tak Terlihat

Share on :
http://emailbisnismarketing.blogspot.com



Berabad-abad yang lalu di sebuah kerajaan yang terletak di Timur Jauh, sang Kaisar yang memegang tahta tertinggi sudah terlihat amat tua. Mengetahui dirinya tidak akan lama lagi hidup di dunia, sang kaisar memutuskan inilah saatnya yang tepat untuk mencari pengganti baru bagi kekaisaran beliau. Tapi anehnya sang kaisar tidak memilih salah satu dari asisten kerajaan ataupun anak-anaknya sebagai penerus tahtanya, sebagaimana tradisi yang sudah turun menurun. Ini dikarenakan sang kaisar tahu anak-anaknya mempunyai perangai buruk, sehingga sang kaisar menempuh cara lain dalam memilih penerusnya.


Suatu hari, sang Kaisar mengumpulkan semua para pemuda yang ada di kerajaannya. Sang Kaisar berkata "Inilah saat yang tepat bagi saya untuk turun tahta dan memilih kaisar baru penerus kerajaan ini. Saya telah memutuskan untuk memilih salah satu dari kalian sebagai penerus Ku". Semua orang sangat terkejut mendengar pernyataan sang kaisar (karena sang kaisar mempunyai keturunan yang seharusnya bisa ia piih sebagai penerusnya).



Di tengah keterkejutan banyak orang, sang kaisar melanjutkan kata-katanya "Saya akan memberikan tiap kalian satu biji benih hari ini. Ini merupakan benih istimewa meskipun telah umum di kenal di kerajaan. Saya ingin kalian menanam benih tersebut, merawat dan mengurusnya, lalu membawanya kembali ke sini satu tahun kemudian. Saya akan menilai tanaman dari benih yang telah kalian tanam, dan Saya akan memilih seseorang yang tanamanan terpilih untuk menjadi penerus kerajaan ini"



Saat itu juga semua pemuda diberikan satu biji benih oleh kaisar, termasuk si George. Dengan sangat tergesa-gesa pemuda ini pulang ke rumahnya untuk menceritakan kabar gembira kepada Ibunya. Ibu George pun dengan sigap membantu menyiapkan pot dan tanah yang subur, membantu merawat, dan menyirami benihnya setiap hari agar tanaman tersebut tumbuh. Setiap hari George selalu memperhatikan benihnya apakah sudah mulai tumbuh.

Tiga minggu kemudian, para pemuda lainnya mulai membicarakan benih yang mereka tanam yang sudah mulai tumbuh. George tetap setia mengecek dan menyirami benihnya agar tumbuh, tapi malang yang didapat, benihnya tidak juga menunjukkan pertumbuhan. Empat, lima, enam minggu berlalu, tetap saja dia mendapatkan benihnya dengan keadaan yang sama. George merasa dia telah gagal merawat dan telah membunuh benih tersebut. 

Akhirnya masa satu tahun telah sampai, semua para pemuda kembali pergi berkumpul di kerajaan dengan membawa tanaman yang telah dirawatnya. George ragu untuk ikut pergi ke kerajaan, karena ia malu untuk membawa pot yang kosong, tanpa ada tanamannya. Ibunya meyakinkan George untuk pergi meskipun dengat pot kosong. George merasa begitu terpukul dengan apa yang terjadi padanya, tetapi ia putuskan untuk pergi juga. 

Ketika George sampai di sana, dia begitu kagum dengan berbagai macam tanaman yang telah di tanam para pemuda lainnya. Semuanya begitu indah dalam bentuk dan ukurannya. Rasanya George ingin menangis, karena hanya dirinya sajalah yang membawa pot kosong tanpa tanaman yang tumbuh. Banyak orang yang tertawa ketika George meletakkan pot kosongnya di lantai.

Tibalah saatnya sang Kaisar masuk ke ruangan untuk menyapa semuanya, George hanya mencoba untuk bersembunyi di antara pemuda lainnya karena malu. Kaisar memuji semua tanaman yang telah mereka rawat. "Hari ini, salah satu dari kalian akan dinobatkan menjadi kaisar berikutnya. Pastinya kalian yang memiliki tanaman ini merasa bahagia" sambut Kaisar. Dengan tiba-tiba sang kaisar berhenti di depan George dan pot kosongnya, dia memerintahkan para penjaga untuk membawa George ke depan. Wajah George begitu ketakutan. "Sang kaisar tahu kalau aku telah gagal! Mungkin aku akan dibunuhnya!" gumam George dalam hati.

Sang kaisar pun menanyakan namanya. Semua orang menertawakan George, atas apa yang terjadi padanya. "Semuanya diam" sahut sang Kaisar di tengah riuh pikuk tawaan. Sang kaisar menatap wajah George, lalu dengan tiba-tiba mengenakan mahkota di atas kepalanya. "Perkenalkan, kaisar baru kalian! Namanya George!" 

Semua orang terdiam tak percaya, begitu juga George yang merasa heran dengan apa yang terjadi, bagaimana mungkin dia bisa menjadi kaisar, bahkan menumbuhkan benih saja pun tidak mampu. 

Selidik punya selidik, ternyata, satu tahun yang lalu, benih yang diberikan oleh sang Kaisar adalah benih yang sudah di rebus, yang tidak akan tumbuh sekalipun dirawat dengan seteratur mungkin. Semua pemuda menggantinya dengan benih yang lain agar dapat tumbuh, kecuali George. George satu- satunya orang yang telah berani dan jujur membawa kehadapan Kaisar apa yang telah diperintahkannya satu tahun yang lalu.




Pesan moral:
Kejujuran adalah harta yang terbaik, meskipun kita berada di posisi yang tampaknya begitu sulit. Kita mungkin tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi, dan pastinya, kejujuran kitalah yang akan memberikan hasil yang baik dan positif.




---
moralteachingstories
Enhanced by Zemanta

0 komentar on Yang Tak Terlihat :

Post a Comment and Don't Spam!