Kliping Email Group

Kekuatan Tersembunyi

Share on :


 


Pada tanggal 18 November 1985, Itzhak Perlman, seorang violinist (pemain biola) melakukan konser di Avery Fisher Hall, Lincoln Center, Kota New York. 



Ada pemandangan menarik ketika setiap orang menonton konsernya. Ya, Itzhak Perlman selalu menaiki tangga panggung dengan cara perlahan dan menahan rasa sakit. Dia menderita polio sejak kanak-kanak, oleh sebab itu kedua kakinya lumpuh. Kakinya di sangga dengan kawat besi dan dia berjalan dengan bantuan tongkat kruk.



Berjalan menyakitkan, tapi dengan anggun menuju bangku konser. Lalu duduk perlahan, menaruh tongkat kruknya di lantai, melepaskan kawat sanggaan di kakinya, menarik satu kakinya ke belakang dan kaki satunya lagi dijulurkan ke depan. Kemudian menunduk untuk mengambil biola, menempatkannya di bawah dagu, menunggu aba-aba konduktor dan bersiap memainkan biola.



Semua penonton menyaksikan apa yang dia lakukan. Pada saat Itzhak Perlman mulai bermain, tiba-tiba terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Setelah sampai pada beberapa nada, satu senar biolanya putus, suaranya seperti sebuah letusan pistol yang menyeruak di dalam ruangan, door…!!!.



Semua penonton menduga Itzhak Perlman akan bangkit, memasang kawat sangga kakinya, mengambil tongkat kruk, berjalan dengan punggung yang lemas keluar panggung untuk mengambil biola lainnya atau mengganti senar biolanya yang putus. Tapi ternyata tidak, dia diam sejenak, memejamkan mata dan memberikan aba-aba kepada konduktor untuk meneruskan permainan.



Orkestra di mulai kembali, Itzhak Perlman meneruskan nada yang terhenti. Dia bermain dengan penuh gairah seperti menemukan sesuatu yang belum pernah dia alami sebelumnya.



Tentu saja, semua orang tahu bahwa tidak mungkin memainkan sebuah simfoni hanya dengan biola berdawai tiga. Semua pendengar tahu akan hal itu, tahu Itzhak Perlman tidak peduli dengan hal tersebut.



Itzhak Perlman terlihat begitu asyik mengubah nada, mencipta ulang melodi yang keluar dari dawainya, sampai dia mendapatkan nada baru yang belum pernah dibuat.



Ketika permainannya selesai, ada sebuah keheningan yang menakjubkan, semua pendengar terdiam terkesimak, lalu berdiri dan memberikan tepuk tangan yang sangat meriah, suaranya terdengar dari setiap sudut auditorium. Teriakan, hentakan kaki dan tepuk tangan penonton terus bergemuruh menghargai permaianan spektakuler dari sang maestro biola.



Itzhak Perlman tersenyum, menyeka keringat yang membasahi keningnya, mengangkat busur biolanya untuk menenangkan para pendengar, dan kemudian berkata dengan nada suara tenang dan hormat "Kalian tahu, terkadang tugas artis adalah menemukan cara bagaimana membuat musik terus bejalan dengan apa yang tersisa".





-Academictips-
Enhanced by Zemanta

0 komentar on Kekuatan Tersembunyi :

Post a Comment and Don't Spam!