Kliping Email Group

Wanita, Pemimpin Dunia Belanja Baru

http://emailbisnismarketing.blogspot.com


Dalam sebuah meeting di sebuah Rumah Sakit di Jakarta. Tiga orang hadir dalam posisi kunci : Chief Executive Officer, Chief Financial Officer dan pengawas suprasystem. Entah kebetulan atau apa ketiganya adalah wanita. Meskipun sama-sama wanita, ketiganya berpenampilan berbeda : elegant, sporty dan anggun. Meeting berlangsung sempurna, dan ketika ditutup, mulailah obrolan-obrolan khas wanita memenuhi atmosfir ruangan. Mereka bercerita tentang fashion, produk pelembab, bintang film korea, sampai kepada nilai raport anak-anak mereka. Ternyata kendati memegang posisi menentukan dalam sebuah organisasi, ketiganya juga berstatus sebagai ibu rumah tangga sekaligus..cewek banget!


Seorang teman (yang juga wanita), seorang PhD lulusan luar negeri, berstatus wakil dekan disebuah Perguruan Tinggi Negeri, yang juga berstatus ibu rumah tangga yang harus mengurusi suami dan 2 orang putri. Lalu teman yang lain, yang adalah seorang ibu rumah tangga juga, disamping seorang kartunis (beliau-lah yang melukis kartun dalam novelku "Balada 13 Pembantu Rumah Tangga". Kemudian beberapa orang wanita, di Bali sana yang berstatus ganda yaitu :ibu rumah tangga(juga) dan pekerja kasar bangunan. Lalu wanita-wanita yang memenuhi menjadi objek fotografi dan memenuhi dunia fashion.


Wanita memang ADA DIMANA-MANA, bahkan memenuhi semua bidang dimana dulu pria bertengger seorang diri.


Tiba-tiba saja aku teringat sebuah buku yang ditulis oleh Marc Gobe, *Emotional Branding*, yang menempatkan wanita, sebagai "Pemimpin Dunia Belanja Baru". Marc Gobe menyimpulkan ada setidaknya 5(lima) elemen penting yang DIINGINKAN wanita dari produk Anda.

1. Respect

Penghormatan. Ini jelas, Dapur dan kasur sudah bukan tempatnya lagi dimana wanita berkubang. Mereka menuntut penghormatan. Dengan istilah lain : wanita adalah ciptaan sempurna. Sedangkan pria, ciptaan coba-coba.

2. Individuality

Walaupun menyandang sebutan umum : "wanita", ternyata mereka masing-masing tidak ingin disamaratakan begitu saja. Peran wanita yang begitu beragam : ibu, istri, pengatur keuangan rumah tangga, karier, bisnis, kecantikan, sexy, fashion, semuanya itu menuntut kita mengenali mereka secara pribadi.

3. Stress relief

Karena wanita sekarang berstatus ganda (ibu RT sekaligus juga sebagai pencari nafkah), maka stress menjadi sebuah bagian yang sulit dihindarkan dari keberadaan mereka. Faktanya : pekerjaan wanita tidak akan pernah selesai.

4. Connection

Emosi adalah faktor utama penggerak wanita. Walaupun semakin banyak wanita mengandalkan rasionalitas, namun emosi(perasaan) tetap memegang faktor penting dalam proses pengambilan keputusan mereka. Bukan angka, namun perasaan didalamnya.

5. Relationship

Mereka menginginkan dialog dan interaksi, dan bukan hanya transaksi bisnis semata. Mereka mencari hubungan dua arah.

Itu versi Marc Gobe, sekarang kita lihat prakteknya dalam dunia nyata.


Perhatikan iklan-iklan produk yang diperuntukkan untuk pria, sebut saja : parfum, mobil, rokok dan susu suplement untuk pria. Walaupun produk itu dikesankan macho, namun tetap wanita memegang peran penting tak tergantikan, yang harus dilibatkan sebagai subjek yang berusaha untuk DIBUAT TERKESAN.

Bahkan dalam pengertian negatif, di negeri tercinta ini, dalam dunia korupsi sekalipun, sekumpulan wanita terlibat disana. Ini tentunya mengidentifikasikan peranan wanita yang kian penting.

Jelas, pendekatan terhadap dunia wanita memang sangat kompleks. Walaupun kompleks, mereka tetap sangat memungkinkan untuk dimengerti dan HARUS kita mengerti, karena apa? Mereka TERLALU PENTING dan TERLALU BANYAK untuk diabaikan. (titik)


Selamat berjuang dan Welcome to The Jungle..! ;)


warm regards,

MTA
Made Teddy Artiana, S. Kom

Repetition Is The Mother Of All Learning

http://emailbisnismarketing.blogspot.com


"Repetitio mater studiorum est" atau "Repetition is the mother of all learning". Suatu kalimat yang sudah sangat lama sekali ada di muka bumi dan ditemukan terukir di sebuah batu.

Namun saya menemukan bahwa pengulangan bukan saja ibu dari semua keterampilan, namun pengulangan adalah *kunci dari komunikasi yang SANGAT EFEKTIF*.

Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah ingin didengarkan dan dimengerti. Sebagai bapak, tentunya ingin didengarkan dan dimengerti. Sebagai bos, karyawan, istri, anak, adik, teman, pacar, suami, istri; semuanya ingin didengarkan dan dimengerti. Betul atau betul?

Maka kita akan sangat senang dengan orang yang mau mendengarkan dan bisa mengerti kita. Saking dahsyatnya perasaan senang ini, biasanya orang yang mau mendengarkan dan bisa mengerti perasaan ini, lanjutannya kita nikahi. Sulit menemukan orang yang bisa dengar & ngerti kita. Kalau ketemu, kita jadikan pasangan hidup kita. "Rasanya bersama dia saya merasa pas. Saya merasa cocok. Dia satu-satunya yang bisa mengerti saya", begitu kira-kira perasaan kita. Betul?

Saat saya berada di airport Batam, seorang anak berkata pada ayahnya, "Ayah, lihat... itu pesawat yang merah terbang!!" Ayahnya merasa malu karena suara anaknya terdengar ke seluruh executive lounge. Maka sang ayah berkata, "Hus, diam! Jangan ribut!" Sang anak berteriak lagi, "Ayah lihattttt, itu pesawat yang warna merah terbang!!", dia malah berteriak makin keras. Sang ayah juga makin panik, "Iya, hussh, diam. Ayo duduk tenang-tenang". Sang anak bukannya diam malahan makin bersemangat teriak lagi.

Sebenarnya sang anak cuma ingin didengarkan dan dimengerti. Dia ingin perasaannya diakui. Bila sang ayah mau MENGULANGI kata-katanya, "Iya adek betul. Pesawat yang warna merah terbang yah...". Maka saya jamin sang anak akan langsung senang dan malah makin 'nemplok' sama ayahnya.

Contoh lain, seorang bos ngomong ke staffnya, "Lantai ini tolong dibersihkan semua dari sisa-sisa minyak yah!" Sang staff cuma ngangguk saja sambil jalan lagi. Maka si bos, akan mengulangi lagi, "Eh, denger ga sih? Saya bilang lantai ini harus bersih dari sisa minyak!" Lalu si staff menjawab, "Iya pak, lantainya dibersihkan dari sisa minyak kan?" Barulah sang bos pergi sambil menggerutu, "Dasar susah dikasih tau!! Masih ngeyel lagi!"

Namun seandainya sang staff mau mengulang lagi saat diberi perintah, "Baik pak. Nanti lantainya akan saya bersihkan dari sisa minyaknya. Terima kasih, pak". Maka sang bos akan langsung senang.

Pengulangan simpel ini begitu kuat makna dan manfaatnya. Namun kita biasanya lebih suka mengangguk saja atau menjawab simpel, "Hmmm" atau "Ho oh".

Padahal dari 100 masalah di dunia, 110-nya adalah masalah komunikasi.

Coba saja kalau anda ke restoran, lalu setelah memesan pelayannya ngeloyor pergi tanpa mengulangi pesanan anda. Bagaimana perasaan anda?

Di dunia sales, mengulangi ini bahkan dinamakan sebagai *jurus porcupine (landak)*. Misalnya customer bertanya, "Ini ada yang warna biru?", maka yang kita lakukan adalah lemparkan kembali pertanyaannya, "Bapak mau yang warna biru?" Dengan demikian saat client menjawab, "Iya, saya mau yang biru", maka dia yang meyakinkan dirinya sendiri untuk membeli warna biru. Kita ga perlu repot-repot meyakinkan client lagi.

Tips ini simpel namun sangat powerful. Praktek yah!!

--
Hendrik Ronald - Authorized TDW

I Love My Guru

http://emailbisnismarketing.blogspot.com
 


"Pak Ronald, dia sudah punya banyak pengalaman lho. Di tempat lamanya dia banyak membuat gebrakan hebat", begitu kata salah seorang client saya. "Iya betul. Itu di tempat lamanya. Dengan semua teman dan suasana lamanya. Di tempat anda nanti belum tentu. Bisa jadi dia kurang bagus, bisa jadi lebih bagus", jawab saya.

Pengalaman seseorang memang sangat penting. Namun yang tidak kalah penting adalah *kemampuan seseorang beradaptasi*. Menyesuaikan diri di tempat yang baru. Di saat kita terpaksa beradaptasi, bertumbuh dan berkembang. Proses bertumbuh ini akan menjadi jauh lebih cepat lagi bila kita mempunyai mentor / guru.

Bila kita jujur, kita sangat banyak berkembang waktu sekolah. Setiap hari kita mendapatkan ilmu baru. Belajar dengan guru yang biasa-biasa saja hasilnya biasa. Belajar dengan *guru yang pintar menyederhanakan* (ini tipe guru paling MANTEP), kita berkembang sangat cepat. Dengan kata lain, salah satu *cara belajar tercepat adalah lewat guru*. Apalagi kalau gurunya pinter!!

Namun saat sekolah sudah selesai, sekarang saatnya bekerja dan jadi sukses!! Namun apa yang terjadi? *GAWAT!!* Ternyata dunia sekolah dan pekerjaan *beda total!* Kita kelimpungan. Kita beradaptasi, kadang dapat guru (teman) yang bagus, kadang dapat guru yang amburadul. Seperti biasa, kalau gurunya amburadul, hasil kerjaan juga amburadul.

Itu baru di kerjaan. Belum lagi mau sukses. Rasanya seperti mimpi saja. Kalau kerja saja begini susahnya, apalagi sukses. Uuugh, banyak dari kita yang putus asa dan sudah membuang mimpi sukses.

HAYOOOOO!!!!! Masih ingat apa resep belajar paling cepat? Pakai guru!! Cari guru yang terbaik!! Berapa banyak dari anda yang masih mau sekolah lagi agar kerjaan jadi bagus? Sedikit? Kenapa ga mau sekolah lagi? Karena mahal?

Kenapa dulu mau sekolah? Karena dipaksa dan DIBAYARIN?!? Kalau ga gratis ga mau sekolah? Mentalitas yang menarik! Sebagian orang memang ada yang dari dulu bayar uang sekolah sendiri. Namun kebanyakan kita sekolahnya dibayarin.

Betul kan? Apa karena dulu dibayarin terus sekarang ga mau belajar lagi kalau bayar sendiri?

Atau alasan klasik lainnya, ga punya waktu?!?

Sebentar, sebentar.... ayo kembali dulu ke awal. Kita berkembang paling cepat saat ada guru (kalau bisa yang terbaik). Pak Tung Desem Waringin (Pelatih Sukses No. 1 di Indonesia) bahkan mengatakannya dengan saat baik, "Sebenarnya rumus kaya itu cuma ada dua. Pertama, apa yang kita masukkan ke kepala kita. Kedua, siapa yang kita kenal".

Lalu kalau boleh nanya sedikit, kalau mau belajar biologi paling bagus sama siapa yah? Sama guru biologi. Betul? Kalau bisa guru biologi yang terbaik. Kalau belajar matematika paling bagus sama siapa? Sama guru matematika kan?

Mau belajar matematika sendiri boleh ga? Silakan, kalau memang nekad, punya otak luar biasa cerdas dan kesabaran tingkat dewa.

Kalau mau belajar sukses sama siapa? Sama sinetron, tabloid gossip, teman sekantor, abang yang suka nongkrong di warung depan atau pelatih sukses?

Mau belajar sukses sendiri boleh ga? Sekali lagi..... Silakan, kalau memang nekad, punya otak luar biasa cerdas dan kesabaran tingkat dewa.

Kalau masih mau alasan, "Mahal", "Saya ga bisa bayar", "Gak ada waktu", dan lain-lain, ya silakan. Apa yang akan terjadi 10 tahun lagi? Mungkin anda masih akan ngomong hal yang sama, "Mahal", "Saya ga bisa bayar", "Gak ada waktu".

Sebenarnya untuk belajar itu gak pernah *"Bisa atau gak bisa, namun mau atau gak mau!!"

Sekali lagi, mau sukses dan berkembang ya cari guru. Cari yang terbaik!!
Jujur, saya bingung kenapa saya masih harus menuliskan fakta jelas ini.

Mungkin ini yang disebut gajah di pelupuk mata tidak kelihatan? Hehhehehehe.

Bagaimana menurut pendapat anda?

PS: Kata "Guru ", selain di Bahasa Indonesia juga ada di Bahasa Inggris.
Sebenarnya sih diambil dari Bahasa Sansekerta.

Salam DAHSYAT untuk anda dari Guru Motivasi & Service!!

--
Hendrik Ronald - Authorized TDW

Ketika TUHAN Sulit Dipahami

http://emailbisnismarketing.blogspot.com


Seorang saudagar kaya raya –konglomerat- dengan beberapa anak, hidup terpandang dengan status sosial jauh di atas rata-rata orang di jaman itu, tiba-tiba saja ditimpa kemalangan yang mengerikan. Hartanya ludes seketika. Anak-anaknya terbunuh seluruhnya. Dirinya sendiri tertimpa penyakit langka, borok memenuhi sekujur tubuhnya. Seperti pribahasa : sudah jatuh tertimpa tangga, tertimpa pohon, tergigit ular berbisa. Namun yang paling menyedihkan dari itu semua adalah makian istri tercintanya : "Mau apa lagi? Kutuki saja TUHAN, lalu mati sana..!" Itu kisah nyata, yang pernah terjadi pada sebuah episode kehidupan seseorang, Ayub namanya.


Kalimat : TUHAN Maha Pengasih dan Penyayang, mungkin sudah tak terhitung jumlahnya terdengar ditelinga. Namun ketika sebuah pesawat melayang menghantam sederetan rumah, dan menewaskan cukup banyak orang tak berdosa : diantara korban yang tewas ada seorang istri dengan bayinya yang khusus berangkat ke Jakarta demi menunjukkan bayi tercinta mereka pada sang suami yang pulang berlayar, yang belum sempat sekalipun memandang wajah buah hati tercinta. Tragis…


Setelah peristiwa ini, kemana gerangan logika "Maha Pengasih dan Penyayang" harus dibawa lari?


Semua orang yang beragama mengetahuinya, tidak ada secuil kejadianpun luput dari pengawasan "Yang Maha Kuasa", bahkan secara ekstrim Kitab Suci mencatat : bahkan sehelai rambutmu pun tak akan gugur tanpa seijin TUHAN. Semuanya jelas dan tegas, faktanya, Yang Maha Pengasih dan Penyayang mengijinkan hal itu terjadi.


Sepintas lalu terlihat kejam dan cenderung membingungkan. Ia yang menciptakan otak dan hati, lalu menempatkannya pada diri manusia, melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kedua 'benda kebanggaan manusia' tersebut. Ternyata tidak selamanya hati, apalagi otak, dapat diandalkan untuk mengenal –NYA. Sang Pencipta Semesta demikian tak terjangkau dengan keberadaan manusia.


Pertanyaan : "mengapa?", tidak selalu mendapat jawaban, apalagi yang memuaskan.


Gelap gulita. Buntu. Tanpa tanda sedikitpun.


Namun pada saat-saat seperti ini, ada baiknya kita meniru yang Ayub lakukan. Di titik itu, pada saat seluruh lampu sorot dan kamera beserta jutaan pasang mata dan puluhan juta bibir usil terarah pada sosok Ayub : miskin, hina, sebatang kara, dijauhi orang, terduduk di atas debu, nyaris telanjang, menggaruk koreng dengan beling, sambil berkata : "Aku manusia hina. Aku bahkan tidak tahu-menahu akan diriku, tentang hidup ini, apalagi tentang ENGKAU".


Ternyata benar, hidup ini kepunyaan TUHAN.


Termasuk ayah, ibu, istri, anak, saudara-saudara, sahabat, bahkan diri kita, yang sering kita klaim sebagai milik kita, ternyata adalah milik TUHAN, apalagi rumah, mobil, bisnis dan seluruh harta benda kita.


Pada saat IA mengambilnya kembali, tidak ada satu kuasapun yang sanggup menahan.


Sehingga, tidak sulit untuk memahami

Bahwa setiap detik adalah pemberian.

Setiap tarikan nafas adalah kemewahan tak ternilai.

Segala sesuatu adalah anugerah yang harus dihormati.

Karena kita datang telanjang,

kembalipun dengan telanjang.

Terpujilah DIA Yang Maha Pengasih dan Penyayang! DIA yang menutupi keputusan tanpa pengetahuan.


---
Made Teddy Artiana

BABI & KERA

http://emailbisnismarketing.blogspot.com


 
"Kalo hidup sekedar hidup, BABI di hutan juga hidup. Kalo bekerja sekedar bekerja, KERA juga bekerja".
(Alm. Buya Hamka - Ulama Besar Indonesia).

Hidup tidak sekedar hidup. Hidup harus punya arti.
Arti untuk keluarga, agama & seluas2 masyarakat sekitar...
Hidup yang hanya untuk diri sendiri, yang hanya ikut2 begitu saja, seperti BABI di hutan, adalah hidup yang sia-sia...

Bekerja tidak sekedar bekerja.
Bekerja harus punya arti.
Arti untuk keluarga, agama & seluas2 masyarakat disekitar kita.
Bekerja yang tidak menciptakan sesuatu, yang tidak melahirkan karya2 nyata, seperti KERA, adalah bekerja yang sia-sia...

Mulailah hidup dengan penuh isi, penuh karyacipta, penuh kemanfaatan untuk orang2 lainnya, menguatkan menghebatkan orang2 lain, mencahayakan orang2 lain...

Berhenti hidup & bekerja secara biasa2 saja, secara sia-sia...hidup seperti BABI & KERA.

Semangaaat!

Pramono Dewo

Kekuatan Cinta

http://emailbisnismarketing.blogspot.com
 


Dikisahkan, seorang wanita baru menikah dengan pria yang dicintai dan tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Tidak lama setelah mereka berumah tangga, sangat terasa banyak ketidakcocokan di antara menantu dan sang mertua. Hampir setiap hari terdengar kritikan dan omelan dariibu mertua. Percekcokan pun seringkali terjadi. Apalagi sang suami tidak mampu berbuat banyak atas sikap ibunya.

Saat sang menantu merasa tidak tahan lagi dengan temperamen buruk dan dominasi ibu mertuanya, dia pun akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu demi melampiaskan sakit hati dan kebenciannya.

Pergilah si menantu menemui teman baik ayahnya, seorang penjual obat ramuan tradisional. Wanita itu menceritakan kisah sedih dan sakit hatinya dan memohon agar dapat diberikan bubuk beracun untuk membunuh ibu mertuanya.

Setelah berpikir sejenak, dengan senyumnya yang bijak, si paman menyatakan kesanggupannya untuk membantu, tetapi dengan syarat yang harus dipatuhi si menantu. Sambil memberi sekantong bubuk ramuan yang dibuatnya, sang paman berpesan, "Nak, untuk menyingkirkan mertuamu, jangan memberi racun yang bereaksi cepat, agar orang-orang tidak akan curiga. Karena itu, saya memberimu ramuan yang secara perlahan akan meracuni ibu mertuamu. Setiap hari campurkan sedikit ramuan ini ke dalam masakan kesukaan ibu mertuamu dari hasil masakanmu sendiri. Kamu harus bersikapbaik, menghormati,dan tidak berdebat dengannya. Perlakukan dia layaknya sebagai ibumu sendiri, agar saat ibu mertuamu meninggal nanti, orang lain tidak akan menaruh curiga kepada kamu."

Dengan perasaan lega dan senang, diturutinya semua petunjuk sang paman penjual obat. Dilayaninya sang ibu mertua dengan sangat baik dan penuh perhatian! Setiap hari, ia menyuguhkan aneka makanan kesukaan si ibu mertua.

Tidak terasa, empat bulan telah berlalu dan terjadilah perubahan yang sangat besar. Dari hari ke hari, melihat sang menantu yang bersikap penuh perhatian kepadanya, ibu mertua pun merasa tersentuh. Ia berbalik mulai menyayangi si menantu bahkan memperlakukannya seperti anaknya sendiri. Dia juga memberitahu teman-teman dan kenalannya bahwa menantunya adalah seorang penuh kasih dan menyayanginya.

Menyadari perubahan positif ini, sang menantu cepat-cepat datang lagi menemui sang paman penjual obat, "Tolong berikan kepada saya obat pencegah racun pembunuh ibu mertua saya. Setelah saya patuhi nasihat paman, ibu mertua saya berubah sangat baik dan menyayangi saya seperti anaknya sendiri. Tolong paman, saya tidak ingin dia meninggal karena racun yang telah saya berikan".

Sang paman tersenyum puas dan berkata "Anakku, kamu tidak perlu khawatir. Bubuk yang saya berikan dulu bukanlah racun, tetapi ramuan untuk meningkatkan kesehatan. Racun yang sebenarnya ada di dalam pikiran dan sikapmu terhadap ibu mertua. Sekarang semua racun itu telah punah oleh kasih dan perhatian yang kamu berikan padanya."

*Teman-teman yang luar biasa! *

Cerita di atas mengajarkan kepada kita *betapa luar biasanya kekuatan kasih dan kekuatan perhatian*.

Kasih dan perhatian mendatangkan kepedulian, ketulusan, dan kerelaan untuk berkorban. Kasih dan perhatian mampu melepaskan kita dari belenggu kesalahpahaman, meluluhkan ketidakpedulian, hati yang keras, dan pikiran yang penuh kebencian. Kasih dan perhatian juga mendatangkan kedamaian dan merekatkan perbedaan menjadi suatu kedekatan yang menyenangkan.

*Jika setiap hari kita mau memberikan kasih dan perhatian kepada orang di sekeliling kita, maka kehidupan kita pastiakan lebih bermakna dan berbahagia! *

Salam sukses, luar biasa!

--
Salam,

JUNIATER HUTAPEA

HARAPAN dan IMPIAN

http://emailbisnismarketing.blogspot.com

 

Sore itu, terdengar bunyi pesan singkat (SMS) masuk ke handphone, kuambil handphone mungilku dan kubaca pesan yang tertera dilayar : "I've never seen such a perfect woman b4. Rich, young, energetic, happy. What come from u is your strong inner beauty, beside your physical perfection. That's why u're very successful. Now pliz tell me bu, I'm not beautiful, I'm not tall, I'm not rich, I have nothing but hope and dreams. Can I be as successful as u?"

Aku sempat tertegun sejenak dengan pesan singkat tersebut. Kalimat2 itu disampaikan oleh seseorang yang hanya pernah bertemu denganku 3 kali. Satu kali dalam seminar setengah hari yang aku bawakan, satu kali dalam diskusi sehari dan satu kali dalam kesempatan ngobrol sambil makan siang kira-kira 1 jam.

Kujawab singkat : "The secret to be successful are grateful 4 what we have, have big dreams, have faith 2 achieve them. So I believe you can and will be successful. Trust me".

Menurutku, apa yang dimiliki oleh penulis pesan singkat tadi sudah sangat luar biasa, yaitu Harapan dan Impian. Banyak orang di Indonesia sudah berhenti berharap dan sudah berhenti bermimpi, karena kesulitan ekonomi ataupun karena seringnya mengalami kekecewaan dan kegagalan dalam hidup. Dengan masih memiliki harapan dan impian, maka seseorang masih ada usaha untuk mencapainya, dan kemungkinan untuk mencapai kesuksesanpun akan terbuka lebar.

Sewaktu aku masih kelas 6 SD, ayahku meninggal, ibuku harus membesarkan 7 orang anak sendirian, kakak-kakakku yang besar sering membantu untuk bekerja dipabrik, ada juga yang membuat penganan untuk dijual ditoko2. Kami semua terbiasa bekerja dirumah, karena kami hanya memiliki 1 orang pembantu rumah tangga.

Kalau ditanya oleh guru atau orang tua : apa cita-citamu ? maka kujawab : jadi guru, tapi kalau yang bertanya adalah teman sekolah, maka aku selalu menjawab : jadi orang kaya. Teman2ku semasa SMA dulu sering bercanda dengan mengatakan : "Kalau mau cepet kaya, kawin aja sama kakek2 kaya, terus kalo dia mati, kan elu jadi orang kaya'. Aku hanya tertawa saja mendengarnya. Untungnya aku tidak mengikuti anjuran teman2 dulu.

Selepas SMA, aku sangat beruntung, karena keluargaku sangat mendukung pendidikanku, sehingga dengan susah payah mereka mengumpulkan uang agar aku bisa berangkat ke australia untuk kuliah. Selama di australia, aku bekerja 'long hours' direstoran, di'fish market', di supermarket, di toko roti, mengantar susu dan menjual kosmetik kerumah-rumah untuk membayar biaya kuliah. Untunglah aku masih bisa lulus tepat waktu dengan nilai yang lumayan dan karena aku hidup hemat dan bersahaja, maka masih ada sisa uang tabungan dari hasil bekerja 'long hours' di australia. Setelah lulus aku kembali ke indonesia dan bekerja disebuah perusahaan publik.

Selama bekerja di Indonesia, kebiasaanku untuk hidup hemat dan bersahaja terus berlanjut, dan aku dapat terus menabung dan terus menginvestasikan uang gajianku dalam bentuk property dan bisnis. Sesuai dengan rencana diawal karir, aku juga bisa pensiun diusia 40 tahun setelah bekerja selama 16 tahun dan mencapai posisi tinggi diperusahaan. Aku dapat menikmati kehidupan bebasku tanpa perlu bekerja lagi, karena bisnisku sudah dapat memberikan passive income yang cukup untuk membiayai gaya hidup seperti yang aku inginkan.

Apa yang kumiliki dan kupelihara sejak aku masih kecil dulu ? Hanya harapan dan Impian bukan ? Kedua hal tersebut merupakan bekal awal untuk membuatku menjadi seperti sekarang ini. Sehingga setiap orang yang bertemu denganku saat ini, dapat memberikan komentar seperti sipengirim pesan singkat tadi.

Apakah aku sudah berhenti berharap dan bermimpi sekarang ini ?
Tentu tidak, karena orang yang berhenti berharap dan bermimpi adalah orang-orang yang menginap di 'hotel ukuran 2mx1m'. Jadi walaupun cita-cita masa kecilku sudah tercapai, yaitu menjadi orang kaya dan menjadi 'guru' (saat ini aku melakukan 'sharing knowledge and experience' melalui buku-buku dan seminar-seminar), aku juga masih terus memiliki harapan dan impian baru yaitu memiliki panti asuhan dan sekolah.

Karena itu marilah kita pelihara terus Harapan dan Impian kita.


oleh : Ellies Sutrisna
( Dikutip dari: www.jurusjitu.com )

BELAJAR dari KISAH TEMPAYAN RETAK

http://sukses6minggu.blogspot.com


Seorang ibu yang sudah tua memiliki 2 buah tempayan yang digunakan untuk mencari air, yang dipikul dipundak dengan menggunakan sebatang bambu.

Salah satu dari tempayan itu retak, sedangkan yang satunya tanpa cela & selalu memuat air hingga penuh.

Setibanya  di rumah setelah menempuh perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yang retak tinggal separuh.

Selama 2 tahun hal ini berlangsung setiap hari, dimana ibu itu membawa  pulang air hanya satu setengah tempayan.

Tentunya si "tempayan" yang utuh sangat bangga akan pencapaiannya. Namun tempayan yang retak merasa malu akan kekurangannya & sedih sebab hanya bisa memenuhi setengah dari kewajibannya.

Setelah 2 tahun yang dianggapnya sebagai kegagalan, akhirnya si "tempayan retak" berbicara kepada ibu tua itu di dekat sungai. "Aku malu, sebab air bocor melalui bagian tubuhku yang retak di sepanjang jalan menuju ke rumahmu." Ibu itu tersenyum, dan berkata "Tidakkah kau lihat bunga beraneka warna di jalur yang kau lalui, namun tidak ada di jalur yang satunya?
Aku sudah tahu kekuranganmu, jadi aku menabur benih bunga di jalurmu & setiap hari dalam perjalanan pulang kau menyirami benih-benih itu. Selama 2 tahun aku bisa memetik bunga-bunga cantik untuk menghias meja. Kalau kau tidak seperti itu, maka rumah ini tidak seasri seperti ini sebab tidak ada bunga."

Kita semua mempunyai kekurangan, Namun kita harus menjadikan keretakan & kekurangan itu sebagai "berkah" agar hidup kita bahagia dan menyenangkan.

Hikmah yg dapat kita petik dari kisah diatas :
Kadang kita malu, minder dan patah semangat dgn hasil yg tidak maksimal dr pencapaian kita.

Saran semangat adalah : Selama kita bekerja dgn Tekun, Tulus dan bekerja dgn Hati, serta berusaha untuk setiap pekerjaan kita dapat menjadi berkat bg orang lain Maka apa yg tidak maksimal tsb akan menjadi luar biasa.

Happy Selling.

Salam Terang,

Surya

Eat Your Own Dog Food

http://emailbisnismarketing.blogspot.com



Waktu itu sudah malam, sekitar jam 10 malam. Seorang wanita manis masuk ke kamar saya membawakan kabel untuk mengetes internet di kamar. Dia adalah seorang Guest Relation Officer di hotel tempat saya menginap. Saya lalu bertanya kepadanya,"Chandra, kamu pernah nginap di sini?". Dia menjawab, "Ya tidaklah, pak."

Saya bertanya heran, "Lho kok ngga pernah? ". Dia memandang saya seolah-olah pertanyaan saya sangat aneh, "Ya enggalah, pak. Saya kan bukan tamu. Bisa dipecat saya nanti, kalau saya menginap di sini." begitu kurang lebih tanggapannya.

Di suatu waktu yang lain, saat saya sedang melatih SPG, saya bertanya kepada mereka, "Produk yang ini rasanya gimana? Enakan mana yang itu dengan yang ini?" saya bertanya sambil menunjuk. Mereka menjawab, "Nggak tau, pak. Kami nggak pernah coba."

Saya memiliki sebuah hotel. Kami memiliki program, bahwa setiap karyawan

yang bekerja haruslah pernah menginap di hotel kami sendiri. Mereka mendapatkan jatah menginap bergilir. Saat sudah menginap, mereka diminta komentar. Mulai dari penyambutannya, pengalaman mereka menginap, saat sarapan, dll. Mereka mencatat semua pengalamannya.

Saya memilih untuk tidak menunjukkan di mana letak kesalahan sebuah kamar. Saat mereka menginap, mereka sadar apa yang dirasakan oleh tamu. Mereka tau apa enak dan tidak enaknya. Saat perabot berbedu dan merekapun enggan untuk meletakkan tangan mereka, barulah mereka sadar. Mereka jadi punya inisiatif untuk memperbaiki kamarnya!

Saat saya menginap, saya bisa tau bahwa kasur saya ternyata sudah melengkung & tidak enak lagi ditiduri Saya tau bel kamar rusak dan shower tidak bisa disetel. Saat nginap, saya tau ternyata suara dari laundry masuk ke kamar mandi. Saat nginap, saya tau bahwa ternyata pemakaian air per kamar sangat boros.

Saat nginap saya bisa merasakan jijiknya menginjak lantai yang tidak bersih. Saya tidak menyewa mysterious shopper atau pembelanja misterius. Saya nginap sendiri, saya mencoba sendiri menjadi tamu di tempat saya.

Manusia itu membeli karena alasan emosional, dan membenarkannya karena logika*. Bagaimana kita bisa tau kelemahan produk, rasa produk, kualitas pelayanan kalau kita tidak mencobanya sendiri? Bagaimana kita bisa menjual secara emosi kalau kita bahkan tidak tau seperti apa produk kita.

Menurut anda mana yang bisa menjual lebih bagus? Yang membaca brosur saja atau yang betul-betul merasakan produk kita sendiri?


Salam dahsyat!

Hendrik Ronald - Service Excellence Trainer

Salah Satu Misteri Terbesar Kita

http://emailbisnismarketing.blogspot.com

 

Sewaktu SMP, saya sangat disayang oleh guru sejarah saya, Bu Linda. Ketika beliau bercerita, khayalan saya akan terbang ke mana-mana. Ketika beliau bercerita tentang Napoleon Bonaparte, saya langsung terbayang seorang jendral besar yang sangat tegas. Walaupun pelajaran sejarah dimulai setelah makan siang, saya tidak pernah merasa ngantuk. Mata saya justru semakin berapi-api.

Tentu saja ada cerita sejarah Indonesia di mana pejuang kita menggunakan bambu runcing untuk melawan penjajah. Mereka tidak punya pilihan lain. *Mereka terpaksa*. Maka apapun yang ada, akan mereka pakai sebagai senjata. Namun saat itupun mereka sudah sadar bahwa bambu runcing ini suatu cara yang inferior, cara yang lemah. Cara yang akan memakan banyak korban. Namun sekali lagi, mereka terpaksa!!

Bila di masa kini, rakyat Indonesia harus berperang, dengan negara apa saja... Kemudian kita ngotot harus tetap memakai bambu runcing, karena dengan cara ini kita pernah menang. Mati konyollah kita!!

Dunia terus berubah. Heraclitus pernah berkata bahwa "The Only Constant Is Change". Satu-satunya hal yang tetap / konstan adalah perubahan. Kita harus terus-menerus merangkul perubahan.

Bila saya disuruh mengingat-ingat kembali ke memori paling awal, saat saya sekolah..... Sewaktu SMA kelas 1, saya diminta untuk membentuk kelompok KIR (Kelompok Ilmiah Remaja). Rasanya, itulah saat saya mulai belajar kerja sama. Jujur..... saya nggak ngerti gimana caranya kerja sama. Saya tidak tau bagaimana caranya delegasi. Saya tidak tau bagaimana caranya komunikasi yang bagus.

Sungguh kelewatan, masa sih sudah kelas SMA 1 tidak tau? Jujur.... saya hanya pura-pura tau!!

Di dunia sekolah kita diminta untuk bekerja sendiri-sendiri. Kita dipisah-pisahkan! Nggak percaya? Coba aja saat ujian anda kerja sama!! Mungkin anda protes, ya wajar donk! Itu kan tes terberat yang menentukan kelulusan. Di dunia kerja, saat menghadapi masalah berat, kita justru dituntut kerja sama.

Padahal dari dulu kita belajar, "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh". Ke mana prinsip itu perginya? Kenapa sepanjang sekolah kita malah ga diajarkan kerja sama? 1 ekor kuda bisa menarik beban seberat 2 ton. 2 ekor kuda bisa menarik beban seberat 23 ton. Bayangkan betapa hebatnya power kerja sama!!

Bisakah kita membangun bisnis tanpa kerja sama? Tanpa mitra? Mustahil!! Bisakah sukses tanpa partner? Mustahil!! Silakan koreksi bila saya kurang tepat (bahkan untuk menghasilkan artikel yang baik perlu kerjasama dari anda).

Kenapa dari dulu kita tidak diajarkan bekerja sama di sekolah? Kenapa.....?

Bisnis itu gampang, yang sulit itu manusia. Begitu kata ayah Donald Trump.

*"Dari 100 masalah di dunia, 110-nya adalah masalah komunikasi, Ronald"*, begitu kata guru saya yang sangat arif, Huiniati. Artinya semua masalah adalah masalah komunikasi. Ilmu komunikasi itu ternyata *SANGAT AMAT PENTING!!*

Saya belajar banyak tentang ilmu komunikasi. Saya belajar dari ahli-ahli yang terbaik di dunia. Saya belajar ilmu komunikasi dari ahli salesman terbaik sedunia. Dari para pakar hypnosis. Dari ahli negosiasi dan perdamaian. Dari ahli NLP. Dari pakar service terbaik di dunia, dan banyak lagi.

Pada akhirnya, saya bisa menyimpulkan. Ilmu komunikasi itu bila saya simpelkan menjadi 2 kata, intinya adalah "Orang Lain".

Komunikator terbaik tidak hanya pintar berbicara. Dia harus menjadi pendengar yang sangat baik. Penanya yang sangat baik. Orang yang *bisa dan mau berfokus pada orang lain*.

Namun lagi-lagi, rasanya waktu sekolah dulu saya tidak pernah diajarkan cara mendengar. 'Dipaksa' mendengar bisa jadi. Saya diajarkan cara baca puisi dan berpidato. Saya diajarkan mengarang dan menyampaikan ide. Namun tidak pernah diajarkan ilmu mendengarkan.

Padahal ilmu mendengarkan yang berpusat kepada "Orang Lain" ini adalah kunci dari komunikasi. Kunci dari masalah-masalah yang ada di dunia.

Izinkan saya terbang sekali lagi ke zaman dulu. Saat saya kuliah, bablas sudah!! Saya tidak mengerti cara bekerja sama, saya tidak mengerti cara mendengarkan. Yang terus saya gosok dan saya kembangkan adalah "EGO PRIBADI" saya!!!! Saya menyalahkan semua orang. Saya menyalahkan guru saya, papa saya, saudara saya, bos saya, teman saya, dan banyak lagi .

Saya mau didengarkan, saya penuh dengan idealis pribadi, saya tidak perlu kerja sama.

Anda merasakannya juga? Di perusahaan anda ego pribadi tinggi dan juga saling menyalahkan?

Ini berlanjut sampai saya bekerja. Di mana akhirnya saya dihadapkan ke dunia kerja yang ternyata sungguh berbeda. Saya dipaksa menangis, dipaksa sakit, dipaksa merenung. Serasa ditampar dunia.

Ternyata kerja sama itu tidak simpel. Mendengarkan itu jauh dari simpel. Butuh bertahun-tahun untuk menguasai ilmu-ilmu ini. Perlu membaca ratusan buku dan selalu praktek. Perlu ratusan jam seminar. Anda setuju?

Saya bersyukur karena di usia yang relatif (ngakunya) muda ini akhirnya bisa sadar. Namun apakah seluruh orang di dunia juga sadar secepat itu? Bisa SADAR di usia muda? Bahwa mereka perlu kerja sama dan mendengarkan.

Apakah anda sudah sadar? Apakah para manager anda sudah sadar? Atau mungkin anda sendiri baru terbangun setelah membaca artikel ini?

Menurut anda, apa yang sebaiknya kita lakukan untuk* menolong generasi muda kita?* Apa kita mau membiarkan mereka kembali belajar dengan cara yang seperti itu? Berperang dengan bambu runcing? Apakah kita harus melihat anak-anak kita ditampar oleh dunia? *Apakah mereka harus menangis dan terluka dulu?*

Salam mendengarkan & salam kerja sama!!

--
Hendrik Ronald - Authorized TDW
Trainer
-->

Ada Masalah? HORE, Bisa Tambah Kaya!!!

http://emailbisnismarketing.blogspot.com

 

Dulu sewaktu saya masih SD, kami sering saling bertukaran diary. Sebuah buku kecil yang berpenampilan menarik. Buku ini akan dipinjamkan ke teman-teman. Lalu masing-masing teman akan menulis di halaman itu. Isinya kurang lebih: Nama, alamat, tempat / tanggal lahir, bintang, hobby, kata-kata mutiara. Biasanya ditulis dengan begitu cantik. Dibuat berwarna-warni. Disertai dengan photo. Kegiatan sepele yang rasanya 'Wah' sekali pada zaman itu.

Apalagi kalau mendapatkan diary dari seorang cewe yang kita taksir. Rasanya 'deg-deg'an banget. Ini kesempatan untuk menjual diri. Maka ditulis dengan penuh semangat, Yihaaa!!!

Dengan niat 1.000% saya semangat mengisinya. Apalagi saya punya ide kreatif yang pasti orang sedunia belum pernah ada yang melakukannya. Saya menempelkan 2 buah halaman diary dengan lem. Di halaman belakangnya sudah saya tempelkan photo saya. Di halaman depannya saya gunting sedikit persis seperti sebuah jendela. Sehingga saat jendela dibuka, photo saya akan kelihatan. Mantap!!!

Saya bingung memancing orang untuk membuka jendela saya, maka di daun jendela yang tertutup, saya gambar wajah saya dengan pena. Puas dengan hasil kerja saya, diary pun saya kembalikan dengan perasaan bangga dan deg-degan. Menunggu komentar dari sang pujaan hati.

Kalau sekarang ditanya bagaimana hasil kreasi saya dulu.... jujur, jelek bangettttttt!!!! Hehehe.

Entah kenapa waktu itu PD (percaya diri) aja!

Sekarang setelah dewasa, saya baru mengerti bahwa detil kecil ga berguna seperti hobby itu ternyata *jendela dunia*. Jendela dengan segala kemungkinan.

Begitu tau apa hobby seseorang, saya akan bisa *tau sangat banyak tentang orang itu*. Saya akan bisa sangat dekat dengannya. Karena hobby adalah sesuatu yang sangat dinikmati oleh orang itu. Sesuatu yang *"Dia banget!"*. Sifat orang itu, prinsipnya, kepercayaannya semua bisa tergambar dari hobby.

Saya akan bisa sangat cepat membangun kedekatan dengan orang itu. Pantas saja Sun Tzu mengatakan, *"Kenali diri sendiri, kenali musuhmu, 1.000 pertempuran, 1.000 kemenangan!"*. Saya curiga, jangan-jangan Sun Tzu dulu waktu masih kecil tukar-tukaran diary juga!

Nah, mari kita jalan-jalan dulu masuk ke sebuah perusahaan. Anggaplah perusahaan ini menghadapi masalah, customernya complain. Itu wajar-wajar saja. Setiap perusahaan pasti pernah menghadapi complain. Intinya adalah bagaimana kita menghadapi complain.

Anggaplah Rina membeli sepatu di sebuah butik sepatu mahal. Namun ternyata baru dipakai 1 hari haknya patah!! Jelas saja Rina naik darah. Dia kembali ke tokonya untuk complain. Pegawai toko langsung mohon maaf dan menggantinya dengan stock yang baru. Masalah berhasil diatasi. Misi selesai?

NO!!!!!

Saat sepatu Rina diganti dengan stock yang baru, tetap saja tingkat kepuasannya tidak akan kembali ke level semula. Walaupun sepatunya sudah diganti, tetap saja dia akan ragu-ragu membeli lagi dari toko tersebut.

Namun bila saat mengganti dengan stock yang baru, pelayan toko melakukan sesuatu hal kecil untuk memperbaiki situasi, hasilnya akan berbeda total.

Misalnya pelayan toko memberikan stocking gratis sebagai permohonan maaf.

Lalu dengan tulus memohon maaf. Apa yang terjadi? Rina akan sangat senang sekali. Tingkat kepuasannya akan naik jauh. Rina bahkan akan menyarankan kepada teman-temannya untuk berbelanja di toko tersebut.

Itu baru dikasih stocking. Dikasih seperti itu saja Rina sudah senang banget. Mau kita bikin Rina lebih 'kalap'?

Kalau kita tau hobby Rina, apalagi hobby anaknya.... maka kita bisa mengubah Rina menjadi pejuang pembela toko kita. Anggaplah Rina mempunyai anak, namanya Santi, yang hobbynya 'menulis'. Maka kita bisa memberikan hadiah kepada Rina berupa 1 buah ballpoint cantik yang dibalut pita manis.

Juga disertakan kartu yang bertuliskan, *"Kami mohon maaf atas kesalahan kami. Kami sangat senang karena Bu Rina mau memberikan kami kesempatan untuk memperbaiki hal ini. Tolong jangan dinilai permohonan maaf kami ini dari harganya. Kami berharap anak ibu, Santi nantinya bisa menjadi seorang penulis besar. Semoga pena yang kami berikan ini bisa membantunya mencapai cita-citanya. Semoga ini adalah awal dari masa depannya yang cerah. Semoga dia bisa menjadi kebanggaan keluarga. Sekali lagi terima kasih atas kesempatan ini. Terima kasih karena kami boleh memperbaiki hubungan baik dengan ibu. Salam sejahtera."*

Kira-kira bagaimana perasaan Rina? Mungkin bisa panggil-panggil suami dan meneteskan air mata begitu membaca surat ini.

Maka, Selamat!! Anda baru saja mendapatkan 1 orang pejuang pembela toko anda.

Inilah yang dinamakan dengan *'Service Recovery' yang BEAUTIFUL!!!*Cost-nya rendah namun nilai emosionalnya sangat tinggi.

Kita tidak sembarang memberikan apa yang kita mau, namun memberikan apa yang customer perlukan.

Salam dahsyat!!

--
Hendrik Ronald - Service Excellence Trainer

Belajar Istilah Marketing Dengan Mudah Lewat Humor

http://emailbisnismarketing.blogspot.com


Di dunia maketing, ada banyak istilah-istilah yang bagi sebagian orang sulit memahaminya. Melalui postingan ini, akan dijelaskan istilah marketing lewat sebuah analogi. Tujuannya adalah agar lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh banyak orang, Yuk kita lihat..

1.Ada gadis cantik di sebuah pesta. Kamu mendatanginya dan langsung bilang, "Saya orang kaya. Nikah sama saya, yuk!" Itu namanya Direct Marketing.

2.Ada gadis cantik di sebuah pesta. Salah satu temanmu menghampirinya. Sambil menunjuk ke arah kamu, temanmu itu berkata, "Dia orang kaya, nikah sama dia, ya!" Itu namanya Advertising.

3.Ada gadis cantik di sebuah pesta. Kamu menghampirinya, lalu minta nomor HP. Esok harinya kamu telepon dia dan langsung bilang, "Saya orang kaya. Nikah sama saya, yuk!" Itu namanya Telemarketing

4.Kamu melihat gadis cantik di sebuah pesta. Kamu merapikan diri, lalu menuangkan minuman buat dia, dan membukakan pintu buat dia. Sambil mengantarnya pulang, kamu bilang, "By the way, saya orang kaya nih. Nikah sama saya, yuk!" Itu namanya Public Relations.

5.Kamu melihat gadis cantik di sebuah pesta. Dia menghampiri kamu dan berkata, "Kamu orang kaya, kan? Nikah sama saya, yuk!' Itu namanya Brand Recognition.

6.Ada gadis cantik di sebuah pesta. Kamu mendatanginya dan langsung bilang, "Saya orang kaya. Nikah sama saya, yuk!", tapi dia malah menampar kamu. Itu namanya Customer Feedback.

7.Ada gadis cantik di sebuah pesta. Kamu mendatanginya dan langsung bilang, "Saya orang kaya. Nikah sama saya, yuk!", terus dia memperkenalkan kamu ke suaminya. Itu namanya Demand and Supply Gap.

8.Kamu melihat gadis cantik di sebuah pesta. Kamu menghampirinya, tapi belum juga kamu sempat bilang apa-apa, ada pria lain datang dan langsung berkata, "Saya orang kaya nih. Nikah sama saya, yuk!' Lalu sang gadis pergi dengan pria tersebut. Itu namanya Losing Market Share.

9.Kamu melihat gadis cantik di sebuah pesta. Kamu menghampirinya, tapi belum juga kamu sempat bilang, "Saya orang kaya nih. Nikah sama saya, yuk!'.... tiba-tiba istri kamu nongol! Itu namanya Barrier to New Market Entry.
Kamu masuk ke pesta, tiba-tiba sekumpulan gadis saling bisik-bisik "eh lo tau gak jeng, dia org kaya tuh pasti cocok jadi suami" yg lain pada iya-in.. Itu namanya Positive BUZZ Marketing

10.Kamu masuk ke pesta, tiba-tiba sekumpulan gadis saling bisik-bisik"eh lo tau gak jeng, dia org kaya tuh cuma impoten" yg lain pada berubah jadi jijik sambil minggir2.. Itu namanya Negative BUZZ Marketing

11.Kamu masuk ke Pesta, liat cewe cantik, tanpa ba-bi-bu langsung bawain sebotol XO Hennessy dan sebuah gelas kristal Itu namanya Experential marketing

Sumber : Felix Benny, 2010

Salam sukses
Semoga bermanfaat..!

MT. Jintang

Hal-hal Kecil Itu Penting Kok

http://emailbisnismarketing.blogspot.com

 

Tepat 1 (satu) hari sebelum saya sakit DBD, saya duduk di sebuah cafe dengan teman saya. Beliau mengatakan bahwa sekarang menu utama cafe itu "stop kontak" dan "Wi-Fi". Kami yang mendengarnya tertawa dan setuju.

Sekarang begitu banyak orang yang ke cafe membawa laptop atau charger BB-nya. Namun tidak banyak cafe yang menyediakan stop kontak. Ini hal kecil, namun cukup untuk "mengusir" tamu-tamunya.

Malam ini saya menginap di Hotel Narita - Tangerang. Saya menemukan bahwa mereka meletakkan 1 buah mangkok bening cantik di ujung bath tub. Isinya adalah sabun! Ketika saya melihat sabun ini, saya tersenyum. Mereka sungguh pengertian. Biasanya di kebanyakan hotel, setelah berbasah-basah ria, saya harus memanjat keluar dari bath tub untuk mengambil sabun yang diletakkan di dekat westafel. Hal kecil yang membuat saya tersenyum.

Namun pagi ini, ketika saya sarapan di sebuah hotel dan meminta garpu, saya melihat pelayannya memegang garpu langsung dengan tangannya, tanpa dibalut tissue. Dia memegang garpu bukan di gagangnya namun pas di bagian yang akan masuk ke mulut saya. Saya langsung mengambil sendiri 1 buah garpu lain. Hal kecil yang membuat saya menarik nafas.

Malam ini saya makan di sebuah restoran yang sedang sepi. Di sana pelayan-pelayannya (bukan penyanyi) sedang sibuk memanfaatkan fasilitas organ tunggal. Mereka bernyanyi. Tidak tau mencoba menghibur tamu atau dirinya sendiri. Saya bertanya kepada rekan bisnis saya, "Ibu suka dengan adanya lagu seperti ini di saat makan?". Beliau menjawab, "Kalau suaranya bagus, saya suka. Kalau suaranya seperti ini sih menggangu". Saya langsung setuju.

Saya panggil pelayannya dan meminta mereka untuk mengecilkan musiknya atau sekalian saja tidak usah bernyanyi, karena kami ingin ngobrol. Mendengar itu sang penyanyi terdiam selama 5 menit. Lalu mulai lagi bernyanyi dengan suara fals-nya. Seolah mengejek, mereka berduet pula!! Hal besar yang dianggap kecil oleh mereka!

Kemarin, di acara seminar Financial Revolution, Pak Tung tiba-tiba menghilang saat mau makan siang. Ibu Tung langsung panik dan menyuruh semua trainer yang ada untuk mencari beliau. Ternyata Pak Tung sedang duduk menggunakan HP-nya di balik panggung. Setelah masuk ke ruangan istirahat, beliau menyampaikan alangkah senangnya dicemaskan oleh istri. Perhatian kecil seorang istri yang menunjukkan cintanya.

Saya baru saja selesai mengadakan workshop untuk 'So Good' & 'Real Good'. Setelah selesai, mereka mengucapkan banyak terima kasih atas workshopnya yang luar biasa. Lalu mereka memberikan saya dan panitia masing-masing 2 (dua) kotak nasi + fried chicken untuk makan malam. Saya bingung kenapa diberikan 2 kotak, namun saya sangat menghargainya. Hal kecil yang menyentuh hati saya.

Mungkin di rumah, anda juga diajarkan hal-hal kecil seperti menawarkan makan kepada orang lain sebelum mulai makan. Hal kecil yang membuat anda sungguh beradab dan sopan.

Dalam dunia bisnis, keluarga, service, hal-hal kecil ini bisa membuat kita sedih atau membuat kita tersenyum. Tidak ada hal yang terlalu kecil.


Anda setuju?


Salam dahsyat!
--
Hendrik Ronald - Service Excellence Trainer

EMOSI SESAAT

http://emailbisnismarketing.blogspot.com
 


Dengan menggunakan interphone saya bertanya sesuatu kepada satu kolega yang baru saja tiba di ruang kerjanya. Dengan suara gemetar ia berkata:"Maaf pak, saya sedang emosi nih jadi belum dapat menjawabnya sekarang. Saya mau resign!". Saya kaget mendengarnya, namun karena ia menjawab dengan nada masih memendam amarah, maka pertanyaan tak saya lanjutkan. "Pak saya pulang sekarang," ia menyambung kembali melalui interphone, padahal baru jam 10.30. Berarti ada yang tidak beres nih, namun karena bukan urusan saya ya saya kembali bekerja seperti biasa. Namun saat istirahat makan siang saya bertanya kepada teman yang lain tentang tindakan teman yang emosi tadi. Ternyata ia sedang marah bahkan meledak-ledak kepada atasan kami – country director – saat rapat bersama beberapa manajer yang lain. Bahkan ia langsung ke luar ruang rapat tanpa permisi walau rapat belum berakhir.

Sorenya saya telepon dia agar menenangkan diri dahulu dan jangan terburu nafsu untuk resign. Bila perlu besok tak usah masuk bekerja dahulu biar pikiran lebih tenang dan dapat berpikir lebih jernih. Saat itu ia menjelaskan kenapa ia sampai emosi dan meledak di hadapan bos, ia merasa kesal sekali karena merasa telah mengerjakan suatu perencanaan proyek seperti saran atasan namun ternyata dinyatakan salah. Di perusahaan multinational (dari USA) tempat kami bekerja dahulu memang biasa beradu argumentasi antara sesama kolega maupun dengan atasan saat mencari pilihan terbaik dari tindakan yang akan dilaksanakan untuk menuju target. Meski demikian atmosfir keindonesiaan tetap dipakai, karena country director dan anak buahnya semua adalah orang lokal.

Yang bernama emosi memang muncul seketika dan sebenarnya kalau tidak diikuti terus akan reda dengan sendirinya. Terlebih ketika si pemilik emosi mau merenungkan dan menganalisa kejadian itu dengan kepala dingin. Begitu juga dengan teman yang emosi di atas, keesokan harinya ia masuk kerja kembali dengan wajah yang biasa dan sudah hilang emosi di dadanya. Ia sudah dapat bercanda kembali dan tidak lagi ada kata resign di kepalanya. Ia bahkan belum juga pindah kerja meski country director telah hijrah keperusahaan lain, beberapa bulan kemudian.

Bagaimana kalau kita yang mengalami emosi saat berhadapan dengan orang lain? Rasanya sulit untuk tidak menggebrak meja jika dalam pembicaraan ada yang sudah kita anggap keterlaluan. Namun sebaik-baik manusia tetap orang yang dapat meredam emosi tersebut dengan sesegera mungkin. Caranya, dapat ke luar ruangan sambil memikirkan tindakan kelanjutannya yang lebih baik dan bukan meneruskan emosinya kepada benda atau orang lain. Atau mengakhiri pembicaraan dan kemudian mendengarkan musik, menonton acara hiburan di televisi, atau sekedar jalan-jalan di mal hingga aliran adrenalin dirasa menurun. Bagi yang menyukai olah raga dapat melampiaskan tenaga yang terkumpul untuk melakukan gerakan yang melelahkan seperti memukul bola di driving range, berenang, tinju bayangan.

Persembahan
Fikri C. Wardana
Penulis buku sales & marketing dan trainer di
fms training & seminars