Ada seorang petani miskin yang menjual 400 gr mentega hasil usahanya kepada tukang roti langganannya. Karena penasaran, suatu hari tukang roti mencoba untuk menimbang mentega yang diterimanya untuk melihat apakah benar ia menerima 400 gr mentega tersebut. Teryata mentega yang diperolehnya hanya sekitar 250 gr, geramlah si tukang roti dan menuntut petani miskin tersebut ke pengadilan.
Di pengadilan petani miskin itu tertunduk lesu, tapi Ia yakin bahwa Ia tidak bersalah sedikitpun dalam hal tersebut. Hakim meminta penjelasan dari si petani miskin mengenai cara Ia menimbang dan alat timbangan yang digunakan dalam menentukan berat mentega.
"Yang Mulia, Saya tidak memiliki timbangan dan sangat primitif dalam hal menimbang mentega tersebut oleh karena itu Saya tidak memiliki ukuran yang tepat. Tapi Saya punya skala" Jelas si petani miskin.
"Lalu bagaimana skala Anda dapat menentukan bahwa berat mentega itu adalah 400 gr?" Tanya balik sang Hakim.
"Yang Mulia, jauh sebelum tukang roti membeli mentega dari Saya, Saya pernah membeli sepotong roti yang beratnya 100 gr. Setiap hari, ketika tukang roti membawakan roti pesanan Saya, Saya meletakkannya pada skala dan memberinya berat beban yang sama dengan berat mentega yang akan Saya jual. Jika ada yang harus disalahkan, maka tukang rotilah orangnya"Jawab si petani miskin.
Kejujuran adalah kebijakan terbaik. Siapa yang menabur, maka dialah yang akan menuai.
-moralteachingstories-
|
0 komentar on Senjata Makan Tuan :
Post a Comment and Don't Spam!