Kliping Email Group

Generasi Satu Tangan, Jangan sampai jadi Pemicu Pragmatisme

Share on :


Kemajuan teknologi yang pesat, benar-benar merubah banyak hal di jaman sekarang ini. Kemudahan yang paling terasa saat ini adalah semakin mudahnya mendapatkan akses informasi, baik menerima maupun mengirim informasi.

Saya masih teringat sekitar sepuluh tahun yang lalu saat masih kuliah, orang tua saya kalo mau menghubungi saya di Surabaya masih pinjam telepon kabel Telkom tetangga sebelah rumah, dimana dia satu-satunya yg punya telepon Telkom, dalam 1 RW sampai dengan saat itu. Kenapa begitu? Apakah biaya telp tdk.terjangkau waktu itu? Akar masalahnya bukan disitu, masalahnya waktu itu adalah setiap calon pelanggan yang mau daftar jadi pelanggan Telkom, mesti mengumpulkan setidaknya 10 orang, baru bisa daftar karena jaringan Telkom di wilayah itu habis, sementara untuk pasang line jaringan baru butuh biaya mahal, jadi masuk daftar tunggu yang tidak jelas sampai kapan. Nah, apa efek sampingnya? Bisnis wartel luar biasa menjamur.

Bagaimana dengan sekarang? Hadirnya smartphone, mulai Black Berry, Iphone, dsb.sampai computer mini maupun computer tablet seperti sejenis notepad,Ipad, membuat semua informasi bisa diakses hampir dari manapun, dan hampir dalam kondisi bagaimanapun. Kemajuan teknologi digital ini benar-benar menghancurkan bisnis wartel maupun warnet yang dulu begitu marak. Yang paling terasa saat ini adalah perubahan gaya hidup. Coba anda amati sekeliling anda!apakah anda mendapati hal sebagai berikut:

1. Orang-orang terutama kaum muda berjalan sambil menunduk dengan satu tangan asyik dengan smartphone sementara tangan lainnya mungkin sambil membawa tas kuliah/kerja?

2. Sopir dijalan asyik mengendalikan kendaraan dengan tangan kanan sementara tangan kirinya asyik pencet-pencet smartphone? Sampe dibuat aturan, bahwa berkendara tidak boleh sambil menelepon.

3. Anak-anak muda makin sering bergaya, setiap saat action di depan smartphone, tinggal angkat smartphone dengan satu tangan ke depan dan click, jadilah sebuah foto digital, yang dulu tidak semudah itu bisa terjadi mengingat untuk membuat sebuah foto mesti beli film, cuci, dan cetak, setiap kesalahan tidak bisa dikoreksi.Dalam bahasa gaul mereka bilang narsis amat sich.

4. Mau transfer atau transaksi dengan uang? Masih maukah ngantri? Tentu tidak. Bahkan sekarang diatas ranjang sekalipun bisa kita jalankan. Lagi-lagi cukup hanya dengan satu tangan, tidak lebih dari itu. Inilah yang kawan saya bilang, jaman sekarang ini kita memasuki generasi satu tangan. Segala hal bisa dilakukan cukup hanya dengan satu tangan. Banyak sudah perubahan besar yang terjadi dengan lahirnya generasi satu tangan ini. Bahkan Rhenald Kasali, pakar manajemen perubahan sendiri menulis dalam bukunya yang berjudul cracking zone, bahwa dengan kondisi- kondisi seperti diatas sekarang yang kita butuhkan di industry bisnis terutama, bukan hanya sebatas leadership, tapi sudah sampai kebutuhan akan crackership.

Apa efek samping lainnya?Segala kemudahan akses yang bisa didapatkan, bahkan cukup hanya dengan satu tangan, secara tidak sadar telah mengajak kita, terutama generasi satu tangan tadi yang rata-rata masuk kategori generasi muda harapan bangsa, kearah maunya serba cepat dan serba instan. Para professional penginnya berkarir gak terlalu lama bisa cepet jadi CEO, yang jadi politisi, kalo bisa jangan lama-lama, berpolitisi langsung berkuasa. Yang masih sekolah berlomba-lomba masuk kelas percepatan. Yang merasa belum kaya, rame-rame ikut seminar cara cepat jadi kaya.Begitulah seterusnya.Bahkan di dunia spiritualpun mungkin anda pernah dengar ada istilah sudden enlightment, instant enlightment, one minute enlighment, pencerahan tiba-tiba, pencerahan mendadak, pencerahan satu menit. Pertanyaan anak-anak kalo mau kuliah mengarah ke: jurusan apa yang prospek (maksudnya bisa cepet kaya)?, perkara cocok gak cocok dengan minat dan bakat, itu urusan belakangan. Bagaimana dengan potret lulusan/pencari kerja baru?Kurang lebih pertanyaannya beginiĆ¢€ Apakah ada pekerjaan yang begitu ditekuni tiga bulan langsung kaya?. Mulai ramailah mencoba terjun ke bisnis internet marketing yang konon bisa membuat orang cepet kaya karena dapatnya dollar. Kondisi inilah yang saya namakan pragmatisme. Kondisi dimana pola pikir mengarah ke serba cepat, instan dan praktis. Ilmu pengetahuan dan teknologi memang bisa membuatnya lebih cepat, tapi secerdas apapun itu, tetap ada batasnya. Memaksa berlebihan agar lebih dan lebih lagi suatu saat akan menghasilkan kehidupan seperti bunga plastic. Cepat memang hasilnya, indah kelihatannya (sebentar) tapi palsu dan membosankan, tidak seperti bunga asli yang memang butuh waktu untuk berproses untuk menjadi indah yang relative abadi.

Generasi Satu Tangan memang sudah waktunya harus lahir seiring kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi,namun demikian janganlah generasi ini mengejar semua yang serba instan, dan melupakan keindahan setiap fase kehidupan karena itu adalah semu. Nikmatilah setiap proses kehidupan ini, menjadi indah di setiap langkah. Bukan hanya sebatas hasil, namun nikmati juga prosesnya.

Salam,
Wahyudi
www.whjobs.info

0 komentar on Generasi Satu Tangan, Jangan sampai jadi Pemicu Pragmatisme :

Post a Comment and Don't Spam!