Kliping Email Group

Renungan : SEBUAH MARTABAT

Share on :


Sedikit Sharing tentang kejadian kemarin...sedikit panjang, tp sekiranya dpt menjadi bahan renungan kita.

Kemaren sore, aku bersama 4 orang temen mampir ke sebuah warung kopi, saat itu hujan agak grimis. Selagi kami tengah membicarakan rencana sebuah event IT di MKS, beberapa anak2 kecil (kira2 10-12thn an) menghampiri meja kami sembari menawarkan jualan mereka. Ada yg menjual krupuk, kacang, koran, dan lainnya, aku sendiri gak seberapa merhatiin....

"...ndak ji dek (Ndak deh)..." Kata salah seorang temen sy. Anak2 itu pun langsung pergi. Tetapi ada seorang anak perempuan yg tetap berdiri disitu tanpa bergeming. Anak ini hanya tersenyum saja ke arah kami tanpa menawarkan jualannya(krupuk). Temen sy berkata lagi "..ndak dek, makasih..". Tp anak itu tetap saja disitu sambil tetap tersenyum....

Krn iba juga melihat anak itu, aku mengeluarkan uang 5000 dan mengulurkannya kepada anak itu....

Begitu melihat uang 5000 tsb, anak tsb dg cekatan mengambil 5 bungkus krupuk dari kantongannya.

"...ndak dek, krupuknya ndak usah, uang ini utk kamu..." Kataku.

Saat itu juga, sinar kegembiraan yg terpancar dari muka anak itu langsung meredup dg seketika.

Tanpa aku duga.....anak itu kembali diam ditempatnya tanpa berusaha menyambut uang yg aku sodorkan tsb.

"...Knapa dek, kok ndak mau?" Tanyaku sedikit bingung.

Kemudian anak itu berkata dlm logat Makassar nya, yg artinya sperti ini :

"Ndak Om, ibu sy bilang, sy tidak boleh mengemis, sy tidak boleh meminta2, sy harus berjualan utk mencari uang, tidak baik menerima uang begitu saja tanpa suatu jerih payah"....

Jeggeeerrrrrr.........
sy seolah2 kesamber petir...

Kami semua yg ada disitu serempak terdiam, menghentikan percakapan kami dan menatap anak itu sambil sedikit tercengang.

Astaga.....Sungguh Luar Biasa anak sekecil ini (10thn an) memiliki Sebuah Martabat dan Harga Diri yg demikian Hebatnya.

Aku jadi merasa sangat kecil dihadapan anak ini.

Aku jadi malu krn telah menyodorkan uang tsb kpd anak itu.

Apakah aku telah memberikan contoh yg buruk kpd anak ini?

Apakah aku telah memperlihatkan sikap yg tidak semestinya?

Apakah aku kurang bijak dalam menyelesaikan sebuah masalah?

Apakah aku telah mempengaruhi sebuah didikan yg sangat Luar Biasa dari ibunya?

Tidak ada cara lain lagi yg lebih bijak selain membeli krupuk anak itu.

"Krupuknya sisa brapa dek?" Tanyaku.
Stelah dia menghitung, "Sisa 13bh om"

"Brarti 13rb yah smuanya?" Kataku sambil menyodorkan uang 20rb.

"Maaf Om, sy ndak punya uang utk kembalian" katanya.

Saat ini aku tdk brani lagi utk menyuruhnya mengambil kembaliannya Krn aku udah tau jawabannya akan sperti apa.

Akhirnya kami smua serempak dg cepat mengeluarkan uang kecil yg ada di saku kami masing2.....13rb terkumpul...

Stelah aku serahkan uang tsb, anak itu langsung menghampiri kami Satu Per Satu Sambil mengucapkan : "trima kasih om, trima kasih om, trima kasih om" secara bergilir mengelilingi kami berlima.....

OMG......ajaran moral yg KeDua yg kami terima dari anak ini.

Stelah anak itu pergi, kami ber 5 hanya saling memandang tanpa dpt mengucapkan apa2, berdiam tp sy yakin pikiran kmi sedang melayang kemana2.

Utk memecah kesunyian, aku hanya dpt berkata kpd teman2 :
"Bro.... didikan sperti inilah yg sepatutnya kita wariskan ke anak2 kita, krn didikan sperti ini sudah smakin tidak terpelihara di dalam masyarakat. Apakah Tuhan sedang berbicara kepada kita melalui anak ini? Bisa saja! Dan hendaknya sapaan ini kita Syukuri".

Smoga crita ini dpt dijadikan renungan utk kita dan bermanfaat dalam mendidik putra putri kita agar kiranya dpt menjadi orang yg memiliki sebuah Martabat yg Luar Biasa di kemudian hari....

Tuhan Memberkati.


================================================== ========
Semoga bermanfaat untuk teman2 yg meluangkan waktu membaca post ini



Warmest Regards,


----
Rudy Walalangi

0 komentar on Renungan : SEBUAH MARTABAT :

Post a Comment and Don't Spam!