Seorang tamu berjuang dengan
putus asa untuk membuka kunci, dia terus mencoba memutar dan memutarnya,
mencoba menarik untuk membuka kunci, akhirnya kekesalannya memuncak. “Kunci ini
rusak!”, teriaknya kepada setiap orang yang mungkin mendengarnya. Kemudian
dengan nafas yang tidak teratur dia memaki bahwa pemilik rumah bodoh dengan
membeli kunci seperti itu. Selanjutnya dia marah kepada industri pembuat kunci
yang memproduksi barang-barang yang jelek, tanpa peduli apakah orang akan
mendapatkan masalah atau tidak.
Pada waktu itu, sang tamu
kehabisan akal dan memutuskan untuk membuka pintu secara paksa dengan palu. Sebentar
kemudian, pemilik rumah tiba dan mencoba memasukkan kuncinya sendiri ke dalam
gembok tersebut. “Oh maafkan saya!” sang pemilik rumah berkata. “Aku sungguh
lupa telah mengganti gembok ini dan sekarang aku ingat aku memberikanmu kunci
yang salah” Kemudian dia memberikan kunci yang sesuai, dan gembok langsung
terbuka. Jadi kemarahan tamu tersebut telah tertahan dan dia tidak memperoleh
apa-apa karenanya, kecuali menenangkan dirinya darpada menghabiskan tenaga.
Betapa banyak sekarang ini
orang-orang yang menemukan dirinya dalam keadaan sulit seperti ini. Mengetahui dirinya,
mereka seakan berada dalam jalan buntu di belakang orang lain. Menemukan tempat
yang sangat perlu untuk dimasuki, mereka kesulitan. Bahkan mereka benar-benar
tak dapat menembusnya, karena jalan telah ditutup dengan gembok, sementara
mereka memegang kunci yang salah. Zaman modern ini telah mengubah gembok pintu
kehidupan, tetapi mereka masih saja membawa kunci lama yang sama, berharap
menggunakannya dimana-mana, tidak memahami ketika kunci-kunci tersebut tidak
bisa membuka gembok untuk kita, dan kemudian kita membuang-buang tenaga dalam
kegusaran yang tidak berguna. Pertama-tama kita mengutuk pembuat gembok,
kemudian lingkungan. Tetapi semuanya tidak bermanfaat, karena kita toh tetap
saja tidak dapat membuka gembok baru dengan kunci lama.
Jika kita merasa dihalangi dan
dirintangi, itu karena kita merasakan hukuman bagi kelalaian dan kekurangan
kita sendiri. Di alam ini, sebagian besar petaka kita terjadi karena kesalahan
kita untuk memenuhi standar pada masa itu. Sekarang, kita sadar betapa banyak
dari kita tertinggal oleh modernitas, kita akan berada di posisi harus
melenyapkan semua hambatan dari jalan kita. Kita harus menggunakan kunci yang
tepat untuk membuka gerbang kehidupan, dan dengan begitu semua jalan masuk akan
terbuka di depan kita.
Sukses Bermodal Kegagalan
-Maulana Wahiddin Khan-
0 komentar on Membuka Kunci Gerbang Menuju Sukses :
Post a Comment and Don't Spam!