Kliping Email Group

Pemimpin Seperti Burung Elang

http://emailbisnismarketing.blogspot.com

Dulu, ketika ada orang yang bercerita bahwa hampir semua pemimpin duduk kesepian di puncak piramida, saya agak kurang percaya. Pasalnya, secara kasat mata kelihatan, setiap pemimpin dikelilingi oleh banyak sekali pengikut. Di mana-mana muncul diikuti oleh banyak orang.

Sekian tahun setelah menjadi konsultan banyak pemimpin perusahaan, dan juga merasakan sendiri bagaimana kesepiannya saya di puncak piramida sebuah perusahaan swasta, terasa sekali kebenaran pernyataan di atas.

Ada banyak sekali hal yang hilang begitu duduk di atas. Tawa ria yang bebas, hubungan tanpa jarak, manusia-manusia tulus yang datang tanpa kepentingan, kebebasan dari politik perkantoran yang busuk, hidup dengan stress ringan, hanyalah sebagian kecil saja dari kemewahan hidup yang hilang.

Ketika hanya menjadi penasehat sejumlah pemimpin, ringan, enteng, dan jernih saja saya bisa menasehati mereka. Banyak klien yang bahkan mendekatkan anaknya ke saya, guna diberikan pencerahan berpikir ketika kesepian di atas. Namun, begitu duduk dan merasakan sendiri rasanya kesepian, baru terasa amat dalam substansi dari ide pemimpin yang kesepian di atas.

Ada kerinduan akan tawa yang bebas, tetapi saya tidak bisa melakukannya terlalu sering, sebab menyangkut the power of execution. Ada niat untuk lari dari politik perkantoran, tetapi tidak bisa ditinggalkan begitu saja, karena setiap pemimpin harus melakukan power games. Maunya memiliki stres yang ringan-ringan saja, namun di atas, hampir semua informasi hadir seperti teka-teki yang tidak saja mengasikkan, tetapi juga membawa tekanan.

Ketika dunia pemimpin belum saya tahu langsung wajah aslinya, mimpi untuk sampai di sana sering hadir. Sekarang, ketika semua itu sudah menjadi keseharian, kadang saya rindu akan dunia orang biasa yang sederhana dan bersahaja. Ada kebahagiaan tersendiri ketika bercengkerama dengan tukang taman yang mengurus taman rumah, dengan satpam yang menjadi penjaga rumah, atau dengan pedagang skoteng yang kerap lewat di malam hari. Namun, bukankah daya radiasi hidup dan kehidupan pemimpin jauh lebih luas dari sekadar manusia biasa yang sederhana dan bersahaja?

Pertanyaan terakhir inilah yang memompa semangat saya, untuk tegar kesepian di atas.

Lebih dari sekadar takut kesepian, pemimpin seyogyanya terbang seperti burung elang.. Tinggi, sendirian, kesepian, namun memiliki helicopter"s view yang amat mengagumkan. Atau ibarat orang yang bangun di pagi hari sendirian, kemudian siap disebut aneh oleh semua orang ketika bertutur tentang apa yang terjadi di pagi hari.

Sebagaimana burung elang yang sebenarnya, ia memang tidak pernah terbang bersama-sama, dan juga penuh kebebasan. Ia senantiasa sendirian.

Setiap kali saya mengambil keputusan penting, selalu saya usahakan untuk membayangkan diri terbang tinggi, dan bebas dari segala ketakutan termasuk dipecat besok pagi. Untuk kemudian, berusaha sekuat tenaga mengangkat dan menarik bawahan ke atas. Persis seperti magnet, untuk menarik logam yang berat, diperlukan tenaga yang amat kuat.

Stres, marah, tegang, kehilangan kawan, bahkan kadang frustrasi adalah bagian dari tanda-tanda mulai terkuras habisnya tenaga untuk menarik orang-orang bawah. Apapun harganya, ia mesti dibayar oleh setiap orang yang berani memutuskan diri hidup menjadi pemimpin.

Hanya dengan cara terakhir, daya radiasi pemimpin menjadi luas, dalam dan panjang. Magnetnya akan menarik ke atas banyak orang. Standar kualitasnya diikuti.

Meminjam contoh cantik John Maxwell, pemimpin orkestra ketika bekerja harus membalik punggung di hadapan pengunjung. Ia membuat keputusan seorang diri - sekali lagi seorang diri. Ia tidak bisa hanyut dengan pengunjung, dan memperhatikan respons pengunjung terhadap cara dia memimpin. Bakti hidup dan perhatiannya tidak ditujukan untuk pengunjung, tetapi untuk bawahan-bawahan yang ia pimpin. Tepuk tangan penonton itu penting, tetapi bukan itu tujuannya. Tujuan utamanya, memimpin pemain orkestra secara amat cemerlang.

Untuk mencapai tujuan tadi, pemimpin memerlukan lem yang bisa mengikat tanpa paksaan. Logika adalah salah satu perlengkapan dari lem tadi. Namun, sehebat-hebatnya logika, dia tidak bisa mengalahkan hubungan dari hati ke hati.

Hubungan terakhir, mirip sekali dengan semen. Sekali merekat, susah sekali merobohkannya. Bedanya dengan logika yang boros sekali dengan kata-kata, hubungan dari hati ke hati tidak memerlukan terlalu banyak kata-kata. Setiap tambahan kata-kata, hanya akan memperenggang hubungan. Namun ia merindukan banyak tindakan. Lebih-lebih yang dibangun di atas ketulusan dan kemurnian.

Setiap tambahan tindakan tadi, di satu sisi memperkuat kekuatan daya tarik magnet pimpinan, dan pada saat yang sama memperingan gerakan orang bawah untuk ditarik ke atas.

Ada saatnya, "burung elang" pemimpin akan terbang ringan, bebas dan sedikit hambatan. Dan ini sangat ditentukan pada daya rekat lem di atas.

Saya memang masih terbang berat dan memiliki cukup banyak hambatan. Namun, ada saatnya, ketika tabungan hubungan dari hati ke hati sudah memadai, "burung elang" saya akan terbang bebas dan ringan.

Sama dengan burung elang yang sebenarnya, di titik ini, setiap hambatan tidak membuat daya jangkau terbangnya menyempit. Justru hambatan tadi - seperti angin - akan membuat burung elang terbang semakin jauh dan semakin jauh.

(Gede Prama)

Rahasia Umur SAPI, MONYET, ANJING dan MANUSIA

http://emailbisnismarketing.blogspot.com


(ilustrasi, bukan cerita sebenarnya)

Di awal zaman, Tuhan menciptakan seekor sapi. Beliau berkata kepada sang sapi "Hari ini kuciptakan kau! Sebagai sapi engkau harus pergi ke padang rumput. Kau harus bekerja di bawah terik matahari sepanjang hari. Kutetapkan umurmu sekitar 50 tahun." Sang Sapi keberatan "Kehidupanku akan sangat berat selama 50 tahun. Kiranya 20 tahun cukuplah buatku. Kukembalikan kepadamu yang 30 tahun." Maka setujulah Tuhan.

Di hari kedua, Tuhan menciptakan monyet. "Hai monyet, hiburlah manusia. Aku berikan kau umur 20 tahun!" Sang monyet menjawab "What? Menghibur mereka dan membuat mereka tertawa? 10 tahun cukuplah. Kukembalikan 10 tahun padamu" Maka setujulah Tuhan.

Di hari ketiga, Tuhan menciptakan anjing. "Apa yang harus kau lakukan adalah menjaga pintu rumah majikanmu. Setiap orang mendekat kau harus menggongongnya. Untuk itu kuberikan hidupmu selama 20 tahun!" Sang anjing menolak : "Menjaga pintu sepanjang hari selama 20 tahun ? No way.! Kukembalikan 10 tahun padamu". Maka setujulah Tuhan.

Di hari keempat, Tuhan menciptakan manusia. Sabda Tuhan: "Tugasmu adalah makan, tidur, dan bersenang-senang. Inilah kehidupan. Kau akan menikmatinya. Akan kuberikan engkau umur sepanjang 25 tahun!" Sang manusia keberatan, katanya "Menikmati kehidupan selama 25 tahun? Itu terlalu pendek Tuhan. Let's make a deal. Karena sapi mengembalikan 30 tahun usianya, lalu anjing mengembalikan 10 tahun, dan monyet mengembalikan 10 tahun usianya padamu, berikanlah semuanya itu padaku. Semua itu akan menambah masa hidupku menjadi 75 tahun.
Setuju ?" Maka setujulah Tuhan.

AKIBATNYA..............................

Pada 25 tahun pertama kehidupan sebagai manusia dijalankan (kita makan, tidur dan bersenang-senang) Coba kita inget2 lagi ketika Balita, Semua keinginan kita akan dikabulkan oleh orang tua kita. Demikan juga ketika kita sekolah sampai kuliah, hampir setiap hari kita bermain, belajar, bersenang2, tidur, bersenang senang lg. Sampai kita umur 25 thn udah mulai mencari nafkah sendiri. 30 tahun berikutnya menjalankan kehidupan layaknya seekor sapi (kita harus bekerja keras sepanjang hari untuk menopang keluarga kita) P7 (Pergi Pagi Pulang Petang penghasilan pas pasan). 10 tahun kemudian kita menghibur dan membuat cucu kita tertawa dengan berperan sebagai monyet yang menghibur. Dan 10 tahun berikutnya kita tinggal dirumah, duduk didepan pintu, dan menggonggong kepada orang yang lewat...... atau ketika anak kita mau berliburan dengan istri dan keluarganya, maka anda sebagai seorang kakek diminta untuk jaga rumah, betul tidak?


Nah Bagaimana kalau kita ingin seumur hidup kita (sampai mati) cuma makan, tidur, dan bersenang-senang, makan, tidur, dan bersenang-senang lagi setiap hari, bebas waktu dan pikiran ?


----
Moch Ghozali

Kerang Mutiara atau Kerang Rebus ?

http://emailbisnismarketing.blogspot.com

 
(Kisah nyata dr seorang Trainer n Pebisnis Sukses)

Layaknya transmigran lain di Lampung, kami sekeluarga juga tinggal ditengah hutan. Ini saya alami hingga duduk di kelas 4 SD.
Kampung terdekat -sekitar dua kilometer jauhnya-dengan gubuk kami, bernama Rejomulyo, Kec Tanjung Bintang, Lampung Selatan.
Mayoritas penduduknya beretnis Jawa. Melanjutkan sekolah hingga SMP adalah prestasi luar biasa dikampung itu. Amat langka ditemui anak-anak kampung rejomulyo duduk dibangku SMP.

Gubuk kami terbuat dari Bambu (Gedhek), atap nya berselimut ilalang. Ini bukan gubuk sembarang gubuk. Lantainya terbuat dari bilahan bambu dan jauh dari tanah alias gubuk panggung.

Didepan gubuk mengalir sungai kecil dengan air yang sangat jernih. Di sungai
itulah, setiap hari, sy, adik dan kakak mandi. Bukan hanya untuk mandi, sungai itu juga sumber lauk pau kami. Kami sering memancing ikan di sungai itu, juga rawa kecil dekat itu.

Pernah, saat saya memancing dirawa, Bapak datang disebelah saya. Ia berkata "Mil bapak mau cerita, mau denger ?" Saya mengangguk. "Kamu tau proses terjadinya mutiara ?" Tanya bapak saya, sy menggelengkan kepala.

Sambil merangkul pundak, beliau melanjutkan ceritanya. "waktu kerang muda mencari makan atau bergerak untuk pindah, ia akan membuka cangkah penutup badanya. Buka....tutup....buka....tutup. Nah, suatu kali, disaat cangkah itu terbuka, sebutir pasir masuk kedalam cangkah kerang itu. Sang kerang kecil pun menangis memanggil-manggil ibunya. "Bu sakit bu.... Ada pasir masuk kedalam tubuhku."
Sang ibu menjawab, "Sabar ya Nak, jangan pedulikan sakit itu, bila perlu berikan kebaikan kepada sang pasir yang telah menyakitimu itu. Kerang muda pun menuruti nasihat ibunya. Ia menangis, tapi air matanya ia gunakan untuk membungkus pasir yang masuk kedalam tubuhnya itu. Hal itu terus menerus ia lakukan. Dengan baluran air mata itu, rasa sakitnya pun berangsur berkurang bahkan kemudian hilang sama sekali.

Beberapa saat kemudian, kerang-kerang itu dipanen, Kerang yang ada pasirnya dipisahkan dari kerang yang tidak ada pasirnya. Kerang tak berpasir dijual secara obral dipinggir jalan menjadi "kerang rebus". Sedangkan kerang yang berpasir sijual ratusan bahkan ribuan kali lipat lebih mahal dibandingkan kerang tak berpasir. Mengapa begitu ? Karena pasir yang ada di dalam kerang itu telah berubah menjadi inti mutiara. Ya.... Butiran pasir itu telah dibalut dengan lapisan air mata menjadi mutiara."

Setelah menarik napas panjang, bapak melanjutkan, "kalau kamu tidak pernah mendapatkan cobaan, kamu akan menjadi seperti kerang rebus atau kerang yang tak ada harganya. Tapi kalau kamu mampu menghadapi cobaan, bahkan mampu memberikan manfaat pada orang lain ketika kamu sedang mendapat cobaan, kamu akan menjadi mutiara,"

"Nak.... Kamu memilih jadi apa ? Kerang rebus atau kerang mutiara?" Tanya bapak." Kalau kamu memilih jadi kerang rebus, kamu akan dijual secara obral dipinggir jalan. Sebaiknya, kalau memilih menjadi mutiara, kamu akan berada di tempat-tempat terhormat dan juga dipakai orang-orang terhormat. Harga mu mahal. Hidup adalah pilihan nak.... Terserah kamu. Kamu boleh pilih menjadi kerang rebus atau kerang mutiara. Kamu pilih jadi kerang apa ?" Dengan lantang saya menjawab "aku memilih jadi kerang mutiara, pak." Bapak segera menanggapi," Nak, kalau kamu memilih jadi kerang mutiara, kamu tidak boleh cengeng karena kita tinggal dihutan. Kamu tidak boleh sedih tiap kali mau berangkat sekolah."

Cerita itu sangat mempengaruhi hidup saya. Ketila saya harus mencari biaya sendiri untuk SPP. Selepas subuh, saya harus pergi kek kebun karet untuk mengumpulkan getah karet (latex) yang telah membeku dari perkebunan karet. Pekerjaan itu bisa saya tuntaskan sebelum jam tujuh pagi. Saya dibayar empat ribu rupiah setiap bulan untuk. Pekerjaan itu.

Karena pekerjaan itu, aroma tak sedap menempel ditangan saya. Walau berulang kali dicuci dengan sabun wangi, bau itu tetap bercokol. Sesampainya disekolah, tangan saya sering dicium kemudian diludahi oleh temen-temen sekolah. Dalam keadaan begitu, saya teringat kisah kerang mutiara dan kerang rebus dari Bapak. Cerita itu membuat saya kuat menghadapi cobaan hidup.

Kisah kerang rebus dan kerang mutiara juga yang memberi energi lebih pada saya untuk bersepeda lebih dari 40 km setiap hari untuk pergi ke SMAN Way Hali diBandar Lampung. Baju seragam sekolah yang saya kenakan biasanya basah kuyup sesampainya disekolah dan dirumah. Kayuhan kaki itu tidak sia-sia, saya selalu mampu menduduki rangking pertama selama bersekolah di SMA itu.

Cerita kerang rebus dan kerang mutiara pula yang menguatkan saya saat diterima di IPB tanpa Tes. Walau itu Bapak tak punya uang sepeserpun untuk mengongkosi saya berangkat ke Bogor, lalu, Bapak dan saya mendatangi salah seorang penduduk kampung yang kaya. Setelah berbasa-basi sebentar, Bapak pun mengtaran maksud dan tujuanya. "Alhamdulillah pak, jamil diterima diIPB. Dalam surat undangan ini Jamil harus membawa uang seratus lima puluh ribu rupiah. Saya tidak punya uang untuk memberangkatkan dia. Tolong saya dipinjami uang tiga ratus ribu rupiah saja."

Respon sang orang kaya tak saya duga. Sambil menghisap rokok, dia menjawab, "Wah hebat bisa diterima di IPB, tapi kalau ngak punya uang ya ngak usah panjang angan-angan, Sudah tau miskin, Ngak punya uang lha kok mau kuliaj. Baru mau berangkat kuliah saja sudah pinjam. Bagaimana nanti biaya bulananya? Apakah bertahun-tahun mau pinjam uang terus?" Masih banyak lagi deretan kalimat yang nadanya melecehkan dan menghina.

Baru kali ini saya mendengar orang tua saya dihina sedemikian rendah dan hinanya. Saya hanya bisa menangis. Butiran air mata tumpah mengalir ke pipi. Saya tak berani menatap wajah orang kaya harta, namun miskin kata-kata bijak itu. Setiap mendengar kata-kata orang kaya itu, air mata selalu mengalir. Saya biarkan air mata itu terus mengalir sebab saya merasa itu adalah butiran air mata kerang belia yang sedang membungkus pasir.

Dongeng kerang rebus dan kerang mutiara menguatkan saya ketika saya harus menuntaskan pendidikan S-1 dan S-2 di IPB. Kisah Ini menjadi penguat diri saat harus menghadapi berbagai problema hidup. Memang, saya telah memutuskan untuk terus menjadi kerang mutiara, bukan kerang rebus. Bagaimana dengan Anda ?Semoga bermanfaat :)

Moc Gozhali

Cara Jitu Melawan Kantuk saat Bekerja

http://emailbisnismarketing.blogspot.com

Biasanya jika seseorang kurang tidur di malam harinya. Maka pada saat bekerja orang itu harus berjuang untuk melawan kantuk. Tapi ada juga orang yang sudah tidur selama 8 jam tapi merasa ngantuk. Besar kemungkinan biasanya orang tersebut karena kelelahan pada siang harinya, stress, atau juga emosi yang kurang terkendali.


Bagaimana dengan Anda yang hanya duduk seharian di kantor, tapi keesokan harinya tetap tidak dapat bangun dengan segar? Anda memang tidak melakukan aktifitas fisik yang berarti, namun ada kesalahan yang terjadi dalam mekanisme tubuh Anda.


Seperti di lansir dari ivillage, kekurangan zat besi adalah faktor pemicu rasa kantuk di pagi hari. Sebagian besar wanita mengalami kekurangan kadar zat besi dalam tubuh. Bahkan 91% perempuan di Inggris dengan rentang usia 16 hingga 64 tahun mengalami hal ini karena program diet yang dijalankan.


Kurangnya kadar zat besi menjadi penyebab kelelahan dan penurunan kemampuan dan konsentrasi. Grafik ini akan terus meningkat menjelang sore hari. Untuk menyeimbangkan kadar zat besi, sesekali Anda boleh mengganti makan malam Anda dengan menu steak. Berikut tips dari Oliver Gray, pendiri Energise You, sebuah perusahaan yang berkonsentrasi dalam bidang kesehatan. "Melalui beberapa tips ini, Anda dapat membantu mengembalikan energi pada pagi hari."


1. Kurangnya air dalam tubuh pun menjadi pemicu rasa kantuk dan lelah. Air sangat dibutuhkan untuk penyerapan makanan dalam tubuh, untuk itu penuhi kebutuhan air dengan menyediakan minuman 1 hingga 2 liter setiap harinya.


2. Tambahkan suplemen zat besi, jika Anda merasa masih kurang. Juga vitamin C yang membantu penyerapan zat besi dengan baik. Suplemen penambah zat besi dalam bentuk cair ataupun tablet ini tidak akan menimbulkan gangguan pada lambung.


3. Untuk menu makan siang dan malam, Anda dapat mengkonsumsi dengan porsi seperti biasanya. Hanya saja, tambahkan snack atau makanan kecil pada pertengahan pagi dan sore hari sebagai untuk tambahan energi. Proses pengolahan sarapan pagi menjadi energi hanya cukup hingga pertengahan siang, tidak sampai siang dimana Anda biasanya kembali mengisinya pada jam istirahat siang.


4. Pada menu makanan, suka atau tidak suka, sebaiknya Anda menyelipkan sumber karbohidrat , misalnya buah, sayuran, coklat, dan sumber protein. Makanan yang mengandung lemak tinggi juga dapat meningkatkan energi, akan tetapi pilih yang mengandung lemak baik seperti ikan, kacang- kacangan, atau minyak zaitun pada salad dan tumisan.

5. Jika biasanya Anda hanya mengkonsumsi sayur dan buah dalam porsi sedikit, mulai sekarang Anda wajib menambahkan porsinya.


www.marketing.co.id

Investasi Leher keatas untuk Menghadapi Perubahan

http://emailbisnismarketing.blogspot.com



Hidup ini penuh perubahan yang abadi hanyalah Tuhan, perubahan itu sendiri dan hukum alam. Cara Mencari uang pun dari jaman ke jaman terus berubah. Sekarang banyak muncul jutawan (dalam US$) baru dari Internet, dari bisnis-bisnis yang belum pernah terdengar sebelumnya.

Dan tidak sedikit orang kaya yang jatuh miskin, atau bahkan orang miskin yangbertambah miskin, karena mereka tidak mau belajar lagi untuk menghadapi perubahan . Dan terus mencari uang dengan cara yang lama , tidak mau berhenti untuk belajar lagi tren saat ini.

Pernahkah Anda mendengar kata Benjamin Franklin ? Beliau adalah ilmuan yang sangat dihormati oleh Amerika karena peletak hak-hak asasi manusia dan deklarasi kemerdekaan di Amerika, sehingga gambarnya ada si uang $100 yang merupakanpecahan terbesar di US. Benjamin Franklin pernah mengungkapkan bahwa setiap dollar yang diinvestasikan untuk kepala (belajar lagi), dalam pikiran akan kembali miliaran dollar dalam kantong kita.

Itulah mengapa saya terus belajar di singapore sampai US dan terus berinvestasi untuk leher ke atas, karena saya yakin akan menambah income saya. Ketika saya belajar dari yang sukses, maka saya yakin akan sukses.

pertanyaan Saya, mana yang lebih menghasilkan leher keatas atau leher kebawah ? banyak orang didunia ini lebih senang menggunakan uangnya untuk kepentingan leher kebawah, yakni membeli pakaian baru, mobil baru yang tidak akan bisa menambah kekayaan mereka. Sedangkan jika mereka berani berinvestasi pada leher keatas, ke pembelajaran tentang property, bisnis, saham dan internet , mereka bisa melipatgandakan kekayaan mereka

Tahukah Anda apabila Anda menjumlahkan penghasilan dari 5 orang terdekat Anda dan Anda bagi 5, maka itulah jumlah penghasilan Anda. Tanpa Anda sadari pola berpikir teman-teman Anda tentang uang akan mempengaruhi Anda, sedemikian sehingga Anda akan menjadi sama dengan mereka. Bagaimana jika teman Anda tersebut bukanlah seorang miliarder atau multi miliarder ? Tentunya gaya pemikiran mereka adalah cara berpikir ala seorang jutawan.

Saya bukan melarang Anda bergaul dengan orang miskin, Saya pun bergaul dengansiapapun. Tapi saat berbicara soal mindset tentang uang, pastikan Anda bergaul, sharing dan belajar dengan orang yang tepat.

Dan tahukah Anda bagaimana cara berpindah dari gelombang orang miskin menjadi gelombang orang kaya? Caranya ada 2 :
1. bergaul dgn orang kaya
2. belajar dan terus belajar

Org kaya terus belajar dan tumbuh, contohnya saya sangat kagum dengan pak Lukminto yg punya Sritex di solo luas pabriknya saja 100 hektar dan merupakan produsen pakaian militer terbesar didunia. Bahkan rumahnya diresmikan oleh dua presiden, yaitu Bu Megawati dan Pak SBY. Pak Lukminto ini saja ingin terus belajar dan belajar, bahkan mengundang saya untuk bicara di pabrik beliau. Begitu juga dengan pak Teguh Kinarto di Surabaya yang punya perusahaan properti,beliau terus belajar supaya anaknya juga terinspirasi untuk terus belajar.

Saya tahu orang miskin merasa selalu tahu segalanya, tidak mau belajar dan selalu punya seribu satu alasan untuk tidak belajar yg akhirnya membuat mereka tidak belajar dan takut berinvestasi. Dan itulah sebabnya mengapa mereka terus miskin, karena tidak dapat melihat peluang , mengalokasikan uangnya, dan berinvestasi dengan baik.

Sedangkan orang kaya selalu ingin terus belajar, bahkan tidak peduli terhadap siapa pun yg mempunyai ide lebih baik daripada dia. Mereka berani membayar untuk belajar, mentraktir orang yang jauh lebih kaya untuk belajar ilmunya. Oleh karena itu dia bertambah kaya karena mengerti pola orang kaya.

Karena itu saya terus mengalokasikan uang, tenaga, pikiran, waktu untuk rutin terus belajar ilmu-ilmu yg terbaik, sehingga saya yakin pasti kaya, sudah kaya dan akan terus luangkan waktu, tenaga, uang, pikiran untuk belajar bisnis,properti, saham, internet dan akan terus belajar apapun yang dapat membuat saya menjadi lebih kaya. Ini adalah pemikiran Trilyuner saya.

Salam Dahsyat,

Tung Desem Waringin

Inspirasi: TO GIVE OR TO GET

http://emailbisnismarketing.blogspot.com



Seorang pebisnis muda datang mengadukan masalahnya kepada sahabat saya yang berprofesi sebagai konsultan spiritual bisnis.

Pebisnis itu membuka masalahannya dengan mengatakan, "Pak saya memiliki adik yang sangat durhaka. Ketika kuliah saya yang membiayai.

Ketika dia menikah saya yang menikahkan dan menanggung semua biayanya.

Sekarang berbekal satu kwitansi atas namanya, dia akan menggugat saya ke pengadilan.

Dalam gugatannya ia mengatakan rumah yang saya tempati adalah milik adik saya."

Pebisnis muda itu diam sejenak sambil menarik napas panjang.

Kemudian dia meneruskan ceritanya, "Padahal rumah itu saya beli dengan tetesan keringat saya. Saya nggak habis pikir, mengapa dia tega melakukan ini. Saya minta petunjuk dari Bapak bagaimana menundukkan adik saya. Saya ingin agar adik saya sadar dan tidak usah membawa permasalahan itu ke pengadilan. Saya malu dengan banyak orang."

Kemudian konsultan bertanya, "Dari mana uang yang kamu gunakan untuk membangun rumahmu?"Orang itu menjawab, "Dari hasil jerih payah usaha saya. Saya pernah punya usaha pom bensin tapi sekarang sudah bangkrut."

Terus darimana modal usaha pom bensinmu? desak sang konsultan. Dia terdiam.

Setelah menarik nafas panjang, dia berkata , "Modal usaha pom bensin saya peroleh dari hasil penjualan tanah milik ibu saya.

Saya jual tanah itu tanpa izin ibu saya. Ibu saya kecewa, tak lama setelah kejadian itu ibu saya dipanggil Yang Maha Kuasa."

"Itulah sebab musabab problem anda. Memulai usaha dengan uang yang tidak bersih bahkan dengan cara menyakiti ibu kandung anda. Ironisnya, anda belum sempat meminta maaf kepada ibu anda dan dia sudah meninggal dunia," jawab sang konsultan.

"Terus bagaimana saya selanjutnya?" kata orang itu.

Konsultan energik itu menjawab, "Ikhlaskan rumah itu buat adik anda.

Kehidupan anda tidak akan berkah dengan rumah yang merupakan buah dari menyakiti ibu anda."

Butiran jernih mengalir di pipi orang itu. Dengan nada tersengal dia berkata, "Lalu dimana keluarga saya harus berteduh?
Sang konsultan menjawab, "Allah , Tuhan Penguasa Alam Maha Kaya, pasti ada jalan yang akan Dia berikan."

Sesampainya di rumah sang kakak memanggil adiknya, "Adikku daripada kita bertengkar di pengadilan dan hubungan persaudaraan kita rusak hanya karena rumah ini, aku serahkan rumah ini untukmu.

Aku ikhlas. Rumah ini sebenarnya milik ibu, bukan milik saya. Mulai hari ini, rumah ibu ini aku serahkan sepenuhnya untukmu."

Sang adik berdiri dan kemudian memeluk sang kakak sambil berkata, "Kakakku, rumah ini adalah rumahmu maka ambilah.

Saya tidak akan meneruskan di pengadilan. Tinggalah dengan damai di rumah ini bersama istri dan anak-anak kakak.

Saya bangga menjadi adikmu. Saya tak ingin kehilangan engkau kakakku..."
Keduanya berpelukan dengan linangan air mata di masing-masing pipinya.

Kisah nyata di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa ketika kita berpikir apa yang akan saya dapatkan (to GET) maka yang kita peroleh adalah kegelisahan dan permusuhan.

Sebaliknya ketika kita berpikir apa yang bisa saya berikan ( to GIVE ) maka yang kita peroleh kedamaian, rasa hormat, rasa cinta dan persaudaraan.

Tatkala kita berpikir to GET pada hakekatnya kita masih TERJAJAH

Terjajah oleh harta, terjajah oleh jabatan, terjajah oleh kepentingan dan terjajah oleh gengsi.


Orang-orang yang merdeka adalah orang yang di dalam dirinya tertanam kuat sikap to GIVE

Bila ia memiliki harta, ilmu dan karunia lainnya ia selalu berpikir kepada siapa lagi saya harus berbagi... berbagi...dan berbagi.


Negeri ini akan terus tumbuh, berkembang, maju dengan diselimuti kedamaian, rasa cinta, persaudaraan, dan kemulian bila sebagian besar diantara kita mengembangkan sikap to GIVE ketimbang to GET

Kita semua harus selalu berpikir, apa yang sudah saya berikan buat anak, mitra kerja, perusahaan, pasangan hidup, saudara, orang tua, bangsa dan Sang Maha Pencipta? Pertanyaan itu harus selalu tertanam kuat dalam setiap aktivitas kita sehari-hari.

Jangan kedepankan to GET dalam sikap keseharian kita.

Pada saat sebagian besar orang memiliki sikap to GIVE kita sudah boleh mengatakan bahwa kita memang sudah MERDEKA.


----
Agung swandharu

Kisah Anak Kerang

http://emailbisnismarketing.blogspot.com

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.

"Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam." "Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi! tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara ; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transdensial untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa". Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa".

Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transdensial tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki : menjadi ´kerang biasa´ yang disantap orang, atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara´. Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja´.

So..sahabat mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, jaringan tidak jalan, atau terluka krn orang2 disekitar kita..
cobalah utk tetap tersenyum...
tetap tegap....
tetap bertahan....
tetap berjalan di lorong tersebut,
dan sambil katakan didalam hati kita. "Airmataku diperhitungkan Tuhan..dan
penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara2 indah..."

Moch Ghozali

Help Other People to become succes

http://emailbisnismarketing.blogspot.com



Seperti kata-kata Presiden John F. Kennedy : "Don't ask what your country can do for you, but ask what you can do for your country.? Sering kali orang mengharapkan hasil tanpa usaha, padahal di mana pun, ini tidak mungkin terjadi. Lotre pun perlu investasi awal untuk bisa memenangkannya dan kesempatan Anda menang hanya sepersekian kemungkinan.

Bisnis network-marketing yang kita jalankan adalah bisnis kita sendiri. Lakukanlah dengan sebaik mungkin, dan hasil akan mengikuti kita. Mustahil bisa mendapatkan hasil tanpa kerja keras. Dan biasanya, tanpa kerja keras, hasil yang didapat pun tidak membuat orang bisa bekerja lebih baik.

Contoh, distributor baru yang dibuat bisa menerima bonus walaupun tidak bekerja, tidak akan bekerja lebih baik setelah menerima bonus tersebut.

Salah satu hal penting yang diperlukan di bisnis ini adalah sikap. Sikap inilah yang membedakan orang yang sukses dengan orang yang gagal.

Salah satu sikap yang terpenting di bisnis ini adalah belajar. Belajar tidak akan pernah berakhir, dan inilah salah satu hakikat manusia untuk hidup.

Banyak sekali orang yang tidak mau belajar, tidak mau training, tetapi mengharapkan hasil yang besar. Mana mungkin!?!?!?

Pertama-tama, memang seorang distributor biasanya didampingi oleh upline-nya untuk membuka firstline-firstline baru. Setelah itu, bila masih tidak memiliki kemampuan untuk melakukan presentasi sendiri, maka siapa yang membantu firstline tersebut untuk berkembang juga?

Upline hanya akan membantu 1-2 orang yang berkomitmen (digging deep), karena bagi upline, tetap adalah 1 kaki. Jadi, kita sendirilah yang harus membantu paling banyak pada downline kita.

Itu semua bisa dicapai bila kita mau belajar, sekaligus belajar inilah yang membantu kita untuk bisa mandiri di bisnis ini. Tentu saja, karena ini bisnis kita sendiri, tidak bisa selamanya bergantung pada upline terus.



Tidak pernah ada distributor yang tidak mandiri tetapi bisa berhasil di bisnis apa pun juga.

Salam sukses,

----
Evans Winata

Rahasia Sukses di Network-Marketing

http://emailbisnismarketing.blogspot.com


Sudah merupakan hal yang lumrah jika orang (yang berakal sehat & waras) ingin sukses dalam bidang yang ditekuninya. Jika Anda adalah seorang praktisi pasar modal, tentu saja Anda ingin menjadi sukses di pasar modal. Jika Anda adalah seorang bankir, tentu saja Anda ingin menjadi sukses di industri perbankan. Jika Anda adalah seorang musisi, tentu saja Anda ingin menjadi sukses di dunia musik, dan seterusnya. Jadi, sangat wajar jika seorang network-marketer ingin sukses juga, bukan? Kalau begitu, apa saja "RAHASIA SUKSES" di bisnis network-marketing ini?

Rahasia Sukses No.1 : Berdasarkan pengamatan saya, rahasia sukses paling utama di bisnis network-marketing adalah :
"Tingkat kesuksesan Anda berbanding lurus dengan usaha yang Anda tanamkan dalam bisnis network-marketing Anda." Dengan kata lain, semakin tinggi usaha yang Anda tanamkan dalam bisnis network-marketing Anda, akan semaking tinggi juga bonus yang akan Anda terima.

Rahasia Sukses No.2 : Jadilah penjiplak ulung. Dalam bisnis network-marketing, Anda hanya perlu mencari tahu kegiatan-kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh orang-orang sukses lain dalam bisnis ini, dan tirulah apa yang mereka lakukan. Dalam industri network-marketing, upline Anda yang telah sukses sangat mengharapkan supaya Anda menjiplak apa yang telah mereka lakukan dalam mencapai sukses.

Rahasia Sukses No.3 : Bekerjalah secara tekun dan konsisten. Salah satu rahasia sukses yang paling sering ditelantarkan oleh seorang distributor network-marketing adalah konsistensi. Jalankanlah program yang telah diniatkan untuk bisnis network-marketing Anda secara konsisten. Jika Anda telah memiliki komitmen untuk melakukan 2 kali presentasi setiap minggu, janganlah mencari-cari alasan untuk tidak melakukannya. Untuk sukses di network-marketing, Anda tidak dipaksa untuk melakukan 3 kali presentasi setiap hari. Tetapi jika Anda melakukan 2 kali presentasi secara tekun & konsisten selama beberapa tahun, Anda akan mencapai sukses.

Rahasia Sukses No.4 : Perlakukan network-marketing sebagai sebuah bisnis. Jika Anda memperlakukan network-marketing sebagai sebuah hobby, kemungkinan besar hasilnya tidak akan maksimal. Bagaimana caranya sebuah bisnis bisa sukses? Pembukuan harus rapi, penampilan harus rapi, kegiatan marketing harus dijalankan secara konsisten, promosi harus dilakukan supaya orang-orang mengetahui dan
mengenal bisnis Anda.

Demikianlah 4 Rahasia Sukses yang jika diterapkan akan bermanfaat bagi perkembangan bisnis network-marketing Anda.


----
William Henley

Renungan:Sebuah kisah Pohon Apel

http://emailbisnismarketing.blogspot.com

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur- tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya.
Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu.

Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu.

Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel.

Wajahnya tampak sedih.
"Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.
"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu.
"Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.


Suatu hari anak lelaki itu datang lagi.

Pohon apel sangat senang melihatnya datang.
"Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel.
"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu.
"Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"
"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel.
Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.

Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi.

Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi.
Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.

"Ayo bermain-main lagi deganku," kata pohon apel.

"Aku sedih," kata anak lelaki itu.

"Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"
"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya.

Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.

"Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."
"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu.
"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel.
"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu.

"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki.
"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."


"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.


Ini adalah cerita tentang kita semua.

Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.

Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.

Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

----
Moch Ghozali

What is The Meaning of Your Job ?

http://emailbisnismarketing.blogspot.com

James Gwee, motivator, *trainer* dan pembicara beken, yang juga merupakan anggota mailing list kami The Profec (*Profesional & Enterpreneur Club*), dalam sebuah training di Singapore pernah terlibat dalam sebuah percakapan menarik. Percakapan yang lebih menyerupai wawancara, dengan seorang tua dengan job description unik sekaligus membosankan : mengecek seluruh engsel kunci kamar di sebuah hotel Bintang Lima. Day by day, door to door!


"Apa yang membuat Anda begitu teliti dengan pekerjaan se-*boring* ini ?", tanya James.

"Wah, dari cara Anda bertanya Mr. James, berarti Anda tidak tahu apa pekerjaan saya sebenarnya", tukas Pak Tua itu.


"Pekerjaan saya bukan cuma mengecek engsel pintu. Saya bekerja di hotel berbintang lima, dan tamu-tamu kami kebanyakan adalah para manager. Setiap manager tentunya mengepalai sebuah departemen yang memimpin belasan hingga puluhan karyawan. Orang yang sama juga hampir pasti merupakan seorang kepala keluarga. Nah, jika terjadi kebakaran di Hotel ini, dan salah satu dari mereka terjebak, terkunci dan akhirnya tewas, karena engsel pintu yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, maka perusahaan akan kehilangan managernya, dan sebuah keluarga akan kehilangan kepala keluarganya. Mr. James, pekerjaan saya tidak cuma mengurusi engsel pintu, melainkan memastikan keselamatan nyawa para manager itu."


Sebagian orang mungkin menganggap Pak Tua ini sekedar menghibur dirinya, persis seperti yang dilakukan oleh banyak orang dewasa ini. Mereka tidak bangga akan pekerjaan mereka. Mereka terpaksa, karena merasa tidak punya jalan lain untuk bertahan hidup. Bahkan jika itu tidak dianggap berlebihan, mungkin saja mereka malu dengan pekerjaan mereka. Penyebabnya banyak, tetapi salah satu yang paling utama adalah : karena mereka tidak mengerti *'the meaning of their job'. *


Kelihatannya sederhana, namun kadang kala diperlukan sebuah perenungan dan kreatifitas untuk memahami, apa sih yang sebenarnya yang kita kerjakan. Melihat tidak sekedar yang terlihat oleh mata. Sebuah pengertian yang mengatasi pemahaman kebanyakan orang.


Seorang lulusan luar negeri yang kemudian pulang ke tanah air dan membuka usaha bordiran, misalnya. Dengan mudah akan menuai cibiran dari kanan-kiri, muka-belakang. "Disekolahkan jauh-jauh dan mahal-mahal, kok *cuman* begitu * doang* !".


Namun pemahaman tentang bagaimana jumlah *enterpreneur* menjadi tolak ukur kemajuan perekonomian sebuah negara, tentu akan sedikit memaksa kita memberikan '*meaning'* yang berbeda, terhadap apa yang dilakukan oleh Sang Lulusan Luar Negeri tersebut. Belum lagi makna : penciptaan lapangan kerja, yang berarti juga ikut memberikan rejeki kepada sejumlah kepala, anak-istri orang lain, yang mau tidak mau membuat kita berintrospeksi tentang sejauh mana sumbangsih kita kepada orang lain. Terhadap kehidupan.


Aku jadi teringat sebuah kisah tentang 3 orang kuli bangunan, yang memiliki jawaban yang berbeda-beda atas pertanyaan mengenai apa pekerjaan yang mereka lakukan.

"Aku hanya seorang kuli bangunan biasa !", itu jawaban kuli pertama.

"Aku tidak terlalu tahu tentang apa yang sedang kami bangun", jawaban yang kedua.

Dan jawaban orang terakhir adalah : "Aku termasuk salah seorang yang dipercaya untuk membangun sebuah istana yang megah".


Sebuah cerita yang sangat inspiratif, setidaknya buatku pribadi, tentang bagaimana pemahaman kita terhadap sebuah pekerjaan dapat mengubah pendekatan dan kemudian otomatis berdampak terhadap hasil pekerjaan itu sendiri.


Jadi benarlah apa yang dikatakan orang-orang bijak bahwa : orang yang tidak memiliki kebanggaan dengan apa yang ia kerjakan, terlepas seberapa besar atau kecilnya pekerjaan itu, hampir mustahil dapat memberi arti pada pekerjaan tersebut. Dan dapat dipastikan juga tidak akan memberi arti pada kehidupannya sendiri, apalagi orang lain. Orang-orang yang hanya sekedar bertahan hidup, sambil menularkan *pesimisme*, lalu menua, mati dan akhirnya terlupakan.


Semoga TUHAN, Sang Pemilik Kehidupan, senantiasa menolong kita sehingga kita tidak mati rasa, kemudian tanpa sadar termasuk dalam golongan manusia 'pelengkap penderita' seperti itu, dan akhirnya...mati *beneran* dengan keyakinan seorang kuli biasa ! Amien (*)

--
What a wonderfull world ! What an exciting journey !!


Made Teddy Artiana, S. Kom

fotografer, penulis & event organizer
http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com

Aku Percaya, Aku Beruntung..tung..tung !

http://emailbisnismarketing.blogspot.com
by Made Teddy Artiana


Hampir disetiap pertemuan dengan seseorang yang ku anggap telah sukses, selalu saja ada godaaan untuk melontarkan pertanyaan berikut : "Tips nya apa nih Pak supaya sukses seperti Bapak ?" Hampir dapat dipastikan jawaban yang selalu saya terima adalah : "Bekerja keras."


Sebagian orang tentu sependapat dengan ku, bahwa jawaban itu klise dan
standard banget. Celakanya, walaupun berulang kali menerima jawaban yang
itu-itu saja, rupanya aku tidak pernah kapok. Hingga suatu saat, dalam
sebuah kesempatan aneh, aku berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan seorang sahabat yang notabene ada pengusaha yang sangat sukses. Tetapi lucunya ketika pertanyaan serupa aku lontarkan, agak mengejutkan karena jawaban yang kuperoleh sangat berbeda.


Menurut nya seorang yang berada pada golongan kaya, menengah atau miskin dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut.

80% hoki, 20% kerja keras adalah ciri orang kaya

50% hoki, 50% kerja keras adalah ciri orang menengah

20% hoki, 80% kerja keras adalah ciri orang miskin


Kita mulai dari bawah keatas.



Jadi rumusan itu dapat diartikan begini, jika kerja keras Anda itu 80%
tetapi hanya menghasilkan sedikit, itu berarti hoki(baca : keberuntungan)
Anda hanyalah 20% dan Anda sudah pasti berada pada lapisan 'orang miskin'.


Nah jika, kerja dan hasil Anda sebading, dalam artian 50% kerja, 50% hoki,
dapat dipastikan Anda berada pada lapisan kedua, alias kelas menengah.


Hal yang sama berlaku pada lapisan teratas atau golongan orang kaya. Anda
akan segera berangkat kearah kaya, jika hoki Anda 80%, sehingga hanya
dibutuhkan kerja keras sebanyak 20%.


Pertama kali ketika mendengar formula itu aku pribadi spontan membantah nya : "Kok bisa ?" Apalagi jika mendengar kata 'hoki' serta merta pikiranku
terarah pada sesuatu yang bersifat 'bawaan' atau 'anugerah' atau 'dari
sononya' alias nggak bisa dipaksain. Wong udah nggak hoki gitu loh…kira-kira demikian.


Sedari dulu memang aku agak alergi dengan satu kata itu. Tetapi jujur aku
tidak punya nyali untuk berdebat dengan 'orang kaya raya' yang sekarang
duduk di depan hidungku ini. Dia tidak hanya punya teori, tapi juga bukti. *
Ngedumel* dalam hati adalah pelampisan terbaik disaat-saat seperti ini.
Namun syukurlah, menurut sahabat ku tersebut, hoki itu bisa diciptakan. Bisa direkayasa. Oh ya ? Sure !


Langkah pertama, ketahui dulu apa sih yang mengundang keberuntungan itu.

Langkah kedua, berubah.

Langkah ketiga, membiasakannya.


Mendidik diri untuk terbiasa menerapkan hal itu hingga environment hoki itu terekam di alam bawah sadar kita dan pada saat diperlukan …jreeeeeeng!!!…otomatis nongol kepermukaan.

Orang kaya raya itu kemudian memberikan contoh yang sangat sederhana. Naik sepeda. Waktu baru belajar, minta ampun susahnya, babak belur, benjut dan sebagainya itu sudah biasa. Pernah bertemu orang yang baru belajar naik sepeda yang tidak pernah jatuh ? Rasanya tidak pernah. Tetapi segalanya menjadi berbeda, ketika kita sudah menguasai sepeda itu. Kini pertanyaanya adalah pernah bertemu orang yang telah mahir bersepeda dan berpikir keras setiap ingin mengayuh pedal nya ? Jawabannya persis sama. Rasanya tidak pernah.

Demikianlah juga dengan kebiasaan-kebiasaan yang 'berkuasa' untuk mengundang hoki. Lagi-lagi menurut sahabat ku itu, ia menganjurkan untuk senantiasa berlatih hingga ketrampilan mengundang hoki itu sungguh-sungguh terekam dan menjadi kebiasaan yang mendarah daging di alam bawah sadar kita. Ditanggung kerja keras Anda tersisa hanya 20%, karena yang 80% sudah di handle oleh binatang bernama 'hoki'.


Bicara soal hoki, tiba-tiba saja aku teringat sebuah quote milik Thomas Lanier Williams III atau yang lebih dikenal dengan nama Tennessee Williams. Penulis sandiwara kelas dunia yang sangat tersohor disekitar tahun 1930-1983 dan telah banyak menerima penghargaan. Beliau sempat sedikit berceloteh tentang hoki. "Luck is believing you're lucky."


Ini good news bagi ku. Karena menurut ku, kalimat ini dapat dijadikan starting point yang cukup bagus untuk mulai menarik hoki kepangkuan kita. Untuk mengundang hoki datang, sangat simple : mempercayai bahwa kita beruntung.


Satu hal lagi, ijinkan aku sedikit mengutip sebuah kalimat dari seorang yang paling bijaksana yang pernah hidup didunia ini, Raja Solaiman, namanya, dalam sebuah syair beliau pernah menulis : "Percuma saja bekerja keras mencari nafkah, bangun pagi-pagi dan tidur larut malam; sebab TUHAN menyediakannya bagi mereka yang dikasihi-Nya, sementara mereka sedang tidur."

Menggelitik memang. Apakah segalanya ini terlalu disederhanakan ? Ataukah memang demikian sederhana, hanya saja karena campur tangan kita ini, manusia-manusia yang sering menganggap dirinya begitu pandai, akhirnya malah merumitkan segala yang sesuatu.

Yang sebenarnya sederhana, jadi ribet..hehehehe !! (*)

*“Aku harus bayar berapa sih untuk tidur sama kamu !?”*

http://emailbisnismarketing.blogspot.com


Terus terang aku penasaran, apa coba reaksi orang mendengar pertanyaan diatas ? pastinya beragam.

Jika almarhum Jus Badudu (pembawa acara Bahasa Indonesia di TVRI zaman doeloe) masih ada, tentu beliau menjawab: tergantung siapa subjek, predikat, objek dan keterangan tempat dan waktu yang menyertainya. *Always EYD..hehehe.*.tapi jelas beliau ada benarnya J


Pertanyaan ini terasa agak menggelikan, ketika berasal dari seorang istri

yang saking jengkelnya dengan sang suami yang karena terlalu sibuk mengurusi bisnisnya, sampai-sampai hampir tidak pernah tidur di rumah. Sehingga istri tersebut merasa perlu untuk membayar suaminya yang *pecicilan*, hanya untuk sekedar 'diam' di rumah.

Namun reaksinya jelas berbeda, ketika seorang wanita yang sama sekali tidak kami kenal, menelpon Wida, istriku, lalu meminta bantuan untuk menyuruh teman SMP nya, yang kebetulan laki-laki, yang juga tidak pernah kami kenal, untuk berhenti mengganggu wanita ini, dengan pertanyaan kasar diatas. (Sejauh ini kami percaya dia salah alamat)

Yang paling seru dan dahsyat, adalah jika pertanyaan ini datang dari seorang wanita, kawan lama atau kenalan, yang pada suatu saat menatap kita, para lelaki anugerah bagi kaum wanita ini, demikian serius, lalu tanpa ragu sedikitpun bertanya dengan wajah memelas : "Aku harus bayar berapa sih untuk tidur sama kamu !?"

Dijamin, laki-laki paling paling hidung belang sekalipun, tentu akan terdiam takjub sesaat mendengar pertanyaan tersebut. Ha..ha..ha..ha..

Tapi dipikir-pikir..pertanyaan *kurangajiiiarrr* diatas menarik juga. Kata 'berapa' dan 'bayar' serta merta mengacu pada 'harga'.

Segala sesuatu memang memiliki harganya masing-masing. Bahkan sesuatu yang terlihat tidak berharga sekalipun, bisa jadi akan menjadi demikian berharga jika ditempatkan disuatu waktu dan tempat tertentu. Air dipadang gurun. Garam dihutan. Kerikil waktu dikejar anjing. Kecoak buat ikan Arwana.

Nah, jika itu terjadi pada benda atau binatang, tentu hal yang sama dapat diberlakukan kepada kita, manusia. Dan tiga contoh *nyeleneh* diatas, sedikit banyak dapat menggambarkan hal tersebut, bahwa : kita semua punya harga.

Pembicara punya harga. Fotografer punya harga. Dosen, anggota DPR, dokter, office boy, apalagi PSK..pastinya punya harga. Tetapi bukan 'harga' dalam arti sesimpel itu tentunya. Harga yang dimaksud, adalah harga manusia, yang berkaitan dengan hidup ini dan tentunya siapa Pencipta-nya.

Disana justru letak permasalahannya. Persoalannya, kita tahu gak sih harga kita ? Dan seandainya saja tahu, berapa sih kita hargai diri kita ini ?

Untuk itu, sebuah karya fenomenal dari *Victor Hugo* terasa sangat mewakili, *Les Miserable*, yang telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Itu produk asing, berhubung kita harus mencintai 'ploduk-ploduk dalem negri', aku lebih memilih sebuah uraian dari Jeffrey Rahmat, yang aku anggap sangat mewakili harga manusia.

Jeffrey Rahmat, seorang pembicara di dunia business, yang kebetulan pendeta, dalam sebuah seminar yang aku hadiri, pernah berkata demikian : "TUHAN, Sang Pencipta sangat tahu betapa berharganya manusia itu, karena memang manusia diciptakan menurut gambar/peta Ilahi milik-NYA. Setan,Iblis,demit dan golongannya pun tahu persis kebenaran itu, karenanya mereka berusaha memanipulasi harga manusia. Satu-satunya yang bego, yang tidak tahu hal tersebut adalah kita, para manusia itu sendiri !!".

Bagiku, sejauh orang itu beragama, uraian Jeffrey Rahmat adalah singkat, tepat, jelas. Karena memang bagi orang tak ber-TUHAN, konteks harga manusia..adalah price..fee..cost..hanya sekedar materi. Pikiran-pikiran seperti inilah yang akan melahirkan pertanyaan sontoloyo : "Aku harus bayar berapa sih untuk tidur sama kamu !?"

Tetapi menurut Kitab Suci..

Kita adalah kalifah (pemimpin) ciptaan -NYA.

Kita adalah gambar dan citra Sang Pencipta.

Kita adalah biji mata TUHAN.

Begitu banyak manusia tidak tahu, tidak percaya, lupa ataupun menghargai dirinya demikian rendah, sehingga berlaku sembarangan terhadap dirinya, orang lain dan hidupnya yang hanya sekali ini. Hidup yang hanya sekali...dan harus dipertanggungjawabkan !

So..sebelum kita memutuskan untuk 'tidur' dengan siapa, sebaiknya kita sadar betapa berharganya diri dan hidup kita ini, sebelum kita 'tertidur' selamanya.



----
Made Teddy Artiana


Fotografer, penulis dan event organizer
CMO Kairos System & Technology

Manfaat Berkompetisi Positif

http://emailbisnismarketing.blogspot.com


Ketika Anda memikirkan sebuah kompetisi, mungkin Anda tidak mengasosiasikannya dengan hal yang lebih bermanfaat. Kita cenderung berpikir bahwa persaingan dalam bentuk apapun merupakan hal yang buruk. Tetapi tunggu dulu! Ada banyak aspek positif dalam persaingan dan dengan mempelajarinya, sebenarnya Anda akan mendapatkan banyak manfaat dari persaingan tersebut. Manfaat dari persaingan ini tidak hanya berlaku untuk bisnis ataupun pekerjaan Anda, tetapi juga dalam kehidupan pribadi Anda. Adapun hal yang bisa kita dapat dari persaingan adalah Anda bisa melihat sesuatu dengan cara yang berbeda.

Tetap waspada

Tanpa adanya kompetisi Anda akan selalu terlena dalam keadaan nyaman, tidak ada kehawatiran, ini akan membuat Anda rentan dan rawan dari kesalahan yang akan dibayar mahal, dengan adanya kompetisi disekitar, kita dapat tetap menjaga dan membuka mata untuk menangkap setiap detil kejadian sehingga Anda tetap berada diatas permainan. Persaingan membuat Anda melihat sesuatu yang biasa Anda lihat secara normal.

Membantu menilai kekuatan dan kelemahan

Dengan kompetisi, Anda mempunyai cara untuk mengukur seberapa baik atau seberapa burukkah yang Anda lakukan. Mengetahui apa yang baik dan apa yang tidak adalah sangat penting, karena sukses adalah tentang menonjolkan kekuatan dan menyembunyikan semua kelemahan anda. Seberapa baik Anda melakukannya menentukan seberapa jauh Anda pergi.

Membuat Anda kreatif

Tanpa kompetisi, kita mungkin masih berada di zaman batu. Lihatlah di sekitar Anda, semua yang Anda lihat adalah hasil dari beberapa jenis kompetisi. Melihat seberapa jauh kemanusiaan telah datang. Apakah itu tentang bisnis atau kehidupan pribadi Anda, kreativitas membawa yang terbaik ke dalam diri kita semua. Tanpa persaingan, kita akan berakhir menetap untuk jauh kurang dari apa yang kita benar-benar mampu.

Membantu mengelola kesuksesan & kegagalan

Dengan kondisi lingkungan yang saling bersaing, Anda akan akan mengalami penderitaan seiring dengan keberhasilan. Bagaimana Anda mengatasi dan membentuk karakter Anda. Jika semuanya selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, apakah ada pelajaran yang pernah kita pelajari? Plus, kehidupan akan terasa cukup membosankan dan sangat cepat! Persaingan memaksa kita untuk menghadapi kedua sisi koin, dan hal inilah mengapa olahraga merupakan pengalaman penting bagi anak-anak untuk tumbuh dewasa. Ini membantu mereka dalam berurusan dengan menang dan kalah dan bagaimana mereka bereaksi, yang merupakan keterampilan penting untuk dimiliki untuk mengatur kehidupan Anda di masa dewasa.

Meningkatkan kualitas

Setiap persaingan akan memaksa Anda untuk meningkatkan kualitas Anda.
Memperbaiki dan bergerak ke depan merupakan bagian dari evolusi, dan dengan persaingan memastikan bahwa Anda terlibat dalam permainan di setiap saat. Semakin baik apa yang Anda dapatkan, maka apresiasi akan Anda temukan di sekitar Anda, yang merupakan salah satu pencarian kita yang terus-menurus yaitu penerimaan.

Menjadikan lebih tekun

Ketika Anda melihat seseorang lebih maju dari Anda dan Anda akan melakukan apapun yang diperlukan untuk mengejar mereka ... itulah inti dari ketekunan. Anda tidak menyerah sampai Anda berada di atas. Tanpa persaingan, kita tidak punya alasan untuk bertahan. Kita tidak akan tahu batas kita dan seberapa jauh kita dapat menjangkau mereka. Ingat hadiah dari ketekunan adalah tak ternilai.



Perencanaan jangka panjang

Ketika Anda tekun, Anda wajib untuk mempunyai rencana. Anda harus memiliki arah dan tujuan. Tanpa kompetisi, Anda tidak akan tahu dimana garis finish-nya. Bagaimana Anda sampai di sana ? Mempunyai "peta" yang jelas dan ringkas apa yang perlu Anda lakukan untuk mencapai titik yang Anda inginkan, hal ini penting jika Anda ingin mencapai sesuatu dalam hidup Anda. Bersaing mendorong Anda untuk memiliki rencana untuk melaksanakannya, karena itulah satu-satunya cara Anda untuk dapat benar-benar berada dalam permainan dan memiliki kesempatan untuk memenangkannya.


sumber
http://id.jobsdb.com/ID/EN/Resources/JobSeekerArticle/kompetisi%20Positif?ID=470

Generasi Satu Tangan, Jangan sampai jadi Pemicu Pragmatisme



Kemajuan teknologi yang pesat, benar-benar merubah banyak hal di jaman sekarang ini. Kemudahan yang paling terasa saat ini adalah semakin mudahnya mendapatkan akses informasi, baik menerima maupun mengirim informasi.

Saya masih teringat sekitar sepuluh tahun yang lalu saat masih kuliah, orang tua saya kalo mau menghubungi saya di Surabaya masih pinjam telepon kabel Telkom tetangga sebelah rumah, dimana dia satu-satunya yg punya telepon Telkom, dalam 1 RW sampai dengan saat itu. Kenapa begitu? Apakah biaya telp tdk.terjangkau waktu itu? Akar masalahnya bukan disitu, masalahnya waktu itu adalah setiap calon pelanggan yang mau daftar jadi pelanggan Telkom, mesti mengumpulkan setidaknya 10 orang, baru bisa daftar karena jaringan Telkom di wilayah itu habis, sementara untuk pasang line jaringan baru butuh biaya mahal, jadi masuk daftar tunggu yang tidak jelas sampai kapan. Nah, apa efek sampingnya? Bisnis wartel luar biasa menjamur.

Bagaimana dengan sekarang? Hadirnya smartphone, mulai Black Berry, Iphone, dsb.sampai computer mini maupun computer tablet seperti sejenis notepad,Ipad, membuat semua informasi bisa diakses hampir dari manapun, dan hampir dalam kondisi bagaimanapun. Kemajuan teknologi digital ini benar-benar menghancurkan bisnis wartel maupun warnet yang dulu begitu marak. Yang paling terasa saat ini adalah perubahan gaya hidup. Coba anda amati sekeliling anda!apakah anda mendapati hal sebagai berikut:

1. Orang-orang terutama kaum muda berjalan sambil menunduk dengan satu tangan asyik dengan smartphone sementara tangan lainnya mungkin sambil membawa tas kuliah/kerja?

2. Sopir dijalan asyik mengendalikan kendaraan dengan tangan kanan sementara tangan kirinya asyik pencet-pencet smartphone? Sampe dibuat aturan, bahwa berkendara tidak boleh sambil menelepon.

3. Anak-anak muda makin sering bergaya, setiap saat action di depan smartphone, tinggal angkat smartphone dengan satu tangan ke depan dan click, jadilah sebuah foto digital, yang dulu tidak semudah itu bisa terjadi mengingat untuk membuat sebuah foto mesti beli film, cuci, dan cetak, setiap kesalahan tidak bisa dikoreksi.Dalam bahasa gaul mereka bilang narsis amat sich.

4. Mau transfer atau transaksi dengan uang? Masih maukah ngantri? Tentu tidak. Bahkan sekarang diatas ranjang sekalipun bisa kita jalankan. Lagi-lagi cukup hanya dengan satu tangan, tidak lebih dari itu. Inilah yang kawan saya bilang, jaman sekarang ini kita memasuki generasi satu tangan. Segala hal bisa dilakukan cukup hanya dengan satu tangan. Banyak sudah perubahan besar yang terjadi dengan lahirnya generasi satu tangan ini. Bahkan Rhenald Kasali, pakar manajemen perubahan sendiri menulis dalam bukunya yang berjudul cracking zone, bahwa dengan kondisi- kondisi seperti diatas sekarang yang kita butuhkan di industry bisnis terutama, bukan hanya sebatas leadership, tapi sudah sampai kebutuhan akan crackership.

Apa efek samping lainnya?Segala kemudahan akses yang bisa didapatkan, bahkan cukup hanya dengan satu tangan, secara tidak sadar telah mengajak kita, terutama generasi satu tangan tadi yang rata-rata masuk kategori generasi muda harapan bangsa, kearah maunya serba cepat dan serba instan. Para professional penginnya berkarir gak terlalu lama bisa cepet jadi CEO, yang jadi politisi, kalo bisa jangan lama-lama, berpolitisi langsung berkuasa. Yang masih sekolah berlomba-lomba masuk kelas percepatan. Yang merasa belum kaya, rame-rame ikut seminar cara cepat jadi kaya.Begitulah seterusnya.Bahkan di dunia spiritualpun mungkin anda pernah dengar ada istilah sudden enlightment, instant enlightment, one minute enlighment, pencerahan tiba-tiba, pencerahan mendadak, pencerahan satu menit. Pertanyaan anak-anak kalo mau kuliah mengarah ke: jurusan apa yang prospek (maksudnya bisa cepet kaya)?, perkara cocok gak cocok dengan minat dan bakat, itu urusan belakangan. Bagaimana dengan potret lulusan/pencari kerja baru?Kurang lebih pertanyaannya beginiĆ¢€ Apakah ada pekerjaan yang begitu ditekuni tiga bulan langsung kaya?. Mulai ramailah mencoba terjun ke bisnis internet marketing yang konon bisa membuat orang cepet kaya karena dapatnya dollar. Kondisi inilah yang saya namakan pragmatisme. Kondisi dimana pola pikir mengarah ke serba cepat, instan dan praktis. Ilmu pengetahuan dan teknologi memang bisa membuatnya lebih cepat, tapi secerdas apapun itu, tetap ada batasnya. Memaksa berlebihan agar lebih dan lebih lagi suatu saat akan menghasilkan kehidupan seperti bunga plastic. Cepat memang hasilnya, indah kelihatannya (sebentar) tapi palsu dan membosankan, tidak seperti bunga asli yang memang butuh waktu untuk berproses untuk menjadi indah yang relative abadi.

Generasi Satu Tangan memang sudah waktunya harus lahir seiring kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi,namun demikian janganlah generasi ini mengejar semua yang serba instan, dan melupakan keindahan setiap fase kehidupan karena itu adalah semu. Nikmatilah setiap proses kehidupan ini, menjadi indah di setiap langkah. Bukan hanya sebatas hasil, namun nikmati juga prosesnya.

Salam,
Wahyudi
www.whjobs.info

KOSONG ADALAH ISI..Isi Adalah Kosong

oleh Made Teddy Artiana, S. Kom

Teringat kejadian unik..dalam masa-masa pemotretan di rumah Bob Sadino.
Pengalaman yang sangat berkesan buat ku.

"Made, kamu kan *pinter*..", kata Om Bob mengambil posisi duduk berhadapan dengan ku..

"Ah *nggak* Om..kata siapa..? Kawan-kawan malah bilang saya *gelo* !! Sayasendiri bilang diri saya : orang *ganteng* yang beruntung..!", sahutku sambil tertawa.

Kolektor Jaguar itupun mengangguk-angguk ikut-ikut tertawa.

"Ok…sekarang kasih tau saya..gelas ini kosong atau isi.."

Om Bob meletakkan sebuah gelas diatas meja diantara kami.

Aku terdiam. Sejenak memperhatikan raut wajah laki-laki tua didepanku, kemudian beralih ke benda diatas meja itu. Cukup lama gelas itu membuat aku termenung. Sebenarnya aku bukan memikirkan pertanyaan Om Bob..tidak..tidak seluruhnya.

Aku teringat perumpamaan Peter F Drucker, Sang Dewa dalam dunia manajemen, Classic Drucker judul buku tersebut. Disana Drucker memberikan analogi serupa –dengan segelas air setengah isi- untuk menggambarkan kondisi statistik kesehatan di Amerika pada suatu masa.

Saat itu salah satu lembaga statistik terpercaya mengeluarkan sebuah laporan tentang bagaimana keadaan kesehatan di Amerika yang meningkat pesat, dari sebelumnya. Tapi herannya, seolah kontra produktif, laporan menggembirakan itu malah membuat kecemasan baru dikalangan warga Amerika Serikat. Mereka justru kuatir bagaimana mempertahankan kesehatan yang sedemikian itu. Unik memang. Namun begitu kalangan bisnis segera menanggapi positif kecemasan tersebut, sehingga bermunculanlah berbagai bisnis di area kesehatan, seperti : pusat gym, majalah kesehatan, produk alat-alat aerobik indoor, suplemen..dan lain sebagainya.


"Bagaimana Made..?", ujar Om Bob mengagetkanku dari lamunan.

"Gelas ini kosong atau isi ?"

Aku kembali terdiam..sama sekali tidak mengalihkan perhatianku dari gelas
itu.

"*Theory of Relativity, Einstein*", jawabku perlahan.

Diluar dugaan.. Om Bob tertawa terbahak-bahak..

"Kali inipun kamu beruntung..",ujarnya,"Jawabanmu benar !"

"*And You know what* Made…apapun sebuah kondisi, adalah relatif bagi setiap orang, ini diluar norma-norma agama dan moral ya... Orang bilang menjadi entrepreneur itu penuh resiko, saya bilang menjadi karyawanlah yang beresiko, orang bilang pake dasi keren, saya bilang pake dasi kaya kambing diiket, mereka bilang sekolah penting, saya bilang belajarlah yang penting..bukan sekolahnya, orang bilang Si A cantik, yang lain bilang jelek, sekelompok orang bilang ancaman, yang lain bilang itu peluang..dan sebagainya..dan sebagainya.."


Aku mendengarkan omongan Om Bob, sambil terus menatap gelas itu.


Kali ini aku teringat adik iparku. Seorang yang berkepribadian sangat unik. Bagi banyak orang ia adalah *trouble maker*, tapi bagi kami ia adalah Dewa Penyelamat. Bagi banyak orang dia orang gila, namun bagi kami ia sangat genius. Bagi banyak orang dia aneh, bagiku dia sangat peka terhadap mode fashion.


"Dan…Made…itu terjadi di seluruh bidang kehidupan..dikantor..di kampus..dimanapun juga. Itulah yang membuat kita terpenjara disuatu tempat…" (Om Bob meneruskan wejangan beliau, sementara aku sembari mendengarkannya dan sesekali menatap gelas setengah kosong setengah isi itu…sambil terus membayangkan adik iparku…)


Lucunya dia punya mantra ajaib yang sering kali kita ucapkan untuk memotivasi diri atau mungkin sekedar menghibur. Mantra dari kisah Kera Sakti dan Biksu Gurunya itu…Kosong adalah isi..Isi adalah kosong…Nah mantra itu lalu ditambahinya sebuah kalimat lagi…menjadi : Kosong adalah isi..isi adalah kosong…ISI DONG !!!


Hahahaha….!!

"Satuhal yang terpenting adalah…", ujar Om Bob, "melatih otak kita melihat dengan cara berbeda…melihat segala sesuatu dari perspektif yang lain".

Bob Sadino menutup wejangan beliau dengan sebuah senyum bijak, lalu beranjak keberanda belakang rumah beliau, meninggalkan ku seorang diri diruang tengah.

Untuk Para Istri…Dari Kami **Para** Suami !

by Made Teddy Artiana, S. Kom


Hal ini kudengar langsung dari bibir Bob Sadino, paling sedikit tiga kali. Pertama dihadapan orang banyak, lalu kedua ketika berbincang denganku face to face, dan ketiga di Buku "Belajar Goblok dari Bob Sadino".

Tetapi adegan yang paling berkesan adalah ketika hal itu diucapkannya didepan para pengusaha yang sengaja diundang beliau kerumah. Dan diantara mereka hanya aku undangan yang agak nyeleneh..seorang photographer.


"Kalau kalian berpikir bahwa Bob Sadino hebat, kalian salah besar. Tapi kalian tak sepenuhnya salah, memang seperti itulah yang diangkat oleh media tentang pengusaha nyeleneh bernama Bob Sadino". Ia terdiam sebentar sambil mengusap wajahnya. Lalu melirik kearah dapur, kemudian menatap dengan mesra seseorang. Disana terlihat Mami (istri Om Bob) tengah duduk makan. Kamipun ikut-ikutan melirik kearah yang sama.


"Dia..dia itu..", ujar Om Bob terbata-bata dengan suara berat. Ekspresi wajah haru itu membuat kami hampir tidak berani menatap kearah beliau.

"Dia yang hebat...", lanjut Om Bob sambil menarik nafas panjang dan berat, lalu menghembuskannya perlahan.

"Kalau ketika saya menjadi kuli batu dulu..dia meninggalkan saya..habislah sudah.."


Kali ini Om Bob menunduk hikmat, tangannya kini menggosok lututnya yang telah keriput.

Seisi ruangan sunyi senyap. Yang terdengar hanyalah hembusan 12 AC yang terpasang di ruangan besar itu. Atmosfir cinta yang kuat memenuhi ruangan itu demikian kuat.


"Without Her.. I'm just like a piece of shit on the table..a big piece of shit on the table !"

Kini tak seorangpun berani menatap Bob Sadino..kami terutama para lelaki tertunduk dalam. Kata-kata tak terduga..


dan jika aku bukan laki-laki pastilah aku sudah meneteskan air mata melihat adegan ini didepan hidungku.

***

Hiruk pikuk sexy dancer sudah mereda, meskipun pesta belumlah usai. Kini laki-laki berdarah Bali itu berdiri tegak

sambil menggenggam mikrofon ditangan kirinya. Kadek Sardjana, seorang owner perusahaan minyak dan gas terkemuka berdiri dihadapan seluruh karyawan dan partner bisnis beliau. Hampir tidak bisa bicara..


"Saya tidak sedang mabuk..". ujarnya perlahan. Cerutu dijari kanannya tampak bergetar, jelas ia sedang berusaha menguasai dirinya sungguh-sungguh.

"Kalian tahu siapa saya..bagi saya kalian bukan karyawan..tapi kalian adalah kawan seperjuangan", sebentar ia menatap mereka satu-persatu.

"Kalian tahu persis baik-buruk saya, dan apa yang telah saya lakukan..saya bukan laki-laki yang sempurna", kembali Kadek menarik nafas dalam-dalam. Wajah laki-laki pemberani itu melembut.

"Tapi saya ingin kalian tahu..bahwa tanpa dia", kini jari kanan itu membuka dan mengarah penuh hormat kearah seseorang di atas sana, Sang Istri Tercinta..

"Tanpa dia..semua ini tidak akan seperti yang kalian lihat sekarang" Kini Kadek Sarjana sedikit menundukkan kepala seolah memberi hormat...

"Honey..aku bukan laki-laki yang sempurna..but I Love You so Much..semua ini untuk mu Honey"


kini ruanganpun bertambah sunyi senyap..tidak ada satupun yang berani bicara atau bertepuk tangan.

Sementara wanita luar biasa diatas sanapun mulai menangis terharu..
dan beberapa saat kemudian pasangan luar biasa itupun tampak berdansa di dance floor dalam remang lampu, dikelilingi karyawan dan undangan.

***

"Mau tahu apa yang saya banggakan ?", tanya Mario Teguh kepada seluruh hadirin yang hadir distudio itu.

"Mau tau apa itu ?", ulangnya sekali lagi.

Kami semua terdiam. Masing-masing memendam pertanyaan besar. Apa yang dibanggakan oleh seorang Mario Teguh ? Pertanyaan yang aneh. Betapa banyak yang dapat dibanggakan oleh seorang Mario Teguh !!!

"Karena ada yang mengangguk..maka saya akan menjawabnya juga", sambung beliau..melihat kebingungan kami. Jelas tak satupun yang betanya, namun Mario memang tak memerlukan pertanyaan..Ia hanya ingin mendelarasi sesuatu.

"Yang paling saya banggakan adalah istri saya..", sambungnya dengan mata berkaca-kaca.

Seluruh hadirinpun bertepuk tangan.

***

"Made..kamu lagi ngapain ??", tanya sesorang diujung telpon sana. Suara yang khas. Suara yang begitu sering kita dengar meneriakkan "Success is my rigth !! Salam Sukses...Luar BIasa !!!!"

Yaa..Andrie Wongso. Beliau menelponku disaat yang tak kuduga sama sekali. Ketika aku sedang bercelana pendek, memotong rumput dan belum mandi. Kami ngobrol sebentar...lalu ketika obrolan kami menyerempet ke keluarga..anak..lalu istri. Iseng saya menanyakan hal ini.."Pak
Andrie..menurut Bapak apa peran istri bagi seorang Andrie Wongso..?"

Seketika itu tokoh yang telah menginspirasi begitu banyak orang itu pun terdiam. Aku tahu hubungan telpon tidak terputus. Motivator Nomer 1 itu memang sengaja diam.

Nyaris lebih dari satu menit.

"Pak Andrie..?", tanyaku hati-hati. Beberapa saat kemudian sebuah suara berat dari Andrie Wongsopun muncul." Iya Made..I hear you..", Andrie kembali terdiam,"Istri..yah...?".

Aku mendengar suara senyuman dari telepon beliau.

"Tanpa istri..Andrie Wongso pastilah bukan Motivator Nomer 1...entah jadi apa dia !!", ujarnya penuh perasaan.

"Made, dialah satu-satunya orang yang begitu tabah mendampingi saya dimasa-masa sulit dulu.."

***

Jelas aku belum sesukses dan sedahsyat tokoh-tokoh diatas..tetapi paling tidak aku tidak akan menunggu terlalu lama untuk mengatakan hal ini kepada istriku, Wida.


"Bagiku, kau seakan dikirim dari surga untukku. Terima kasih telah bersabar dengan seluruh kegilaanku, dan tetap setia mendampingi dan mencintai suamimuini sekian lama, walaupun kau tahu persis aku bukan laki-laki sempurna. Akuhanya ingin kau tahu..bahwa kau sangat berharga bagiku..aku sangat mencintaimu..!" (*)


warm regards,


Made Teddy Artiana, S. Kom